Hustle Culture atau yang dapat diartikan sebagai 'budaya gila kerja' menjadi salah satu isu serius di tengah masyarakat karena memiliki banyak dampak buruk. Lantas, bagaimana cara menghadapi gaya hidup satu ini?
- Eva Lestari
- Kamis, 09 Juni 2022 - 10:58 WIB
WowKeren - Belakangan ini istilah hustle culture semakin santer terdengar di berbagai media sosial dan seringkali dikaitkan dengan anak muda. Hustle culture sendiri bisa juga diartikan sebagai "budaya gila kerja" hingga mengabaikan beberapa hal penting seperti waktu istirahat hingga kebersamaan dengan orang-orang terdekat.
Gaya hidup satu ini banyak diikuti oleh generasi muda yang ingin meraih pencapaian tertentu dalam hidupnya. Seperti kemapanan karier hingga membeli berbagai properti untuk "mengamankan hidupnya" di masa depan.
Bekerja keras memang bagus, tapi hustle culture ada di level lain yang bisa mendatangkan sejumlah dampak buruk bagi penganutnya seperti meningkatkan risiko penyakit, mengganggu kesehatan mental hingga kehilangan work life balance. Kamu pasti enggak mau hal itu sampai terjadi kan?
Jika dalam artikel sebelumnya WowKeren telah mengulas pengertian, ciri hingga dampak hustle culture, kali ini tim redaksi akan memberikan beberapa tips jitu untuk mengatasi fenomena satu ini. Apa sajakah itu? Langsung saja yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
(wk/eval)1. Bangun Kesadaran
Membenahi pola pikir adalah cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari situasi ini. Pasalnya, hustle culture akan membuatmu berpikir bahwa kamu tidak berhak bersantai atau beristirahat saat memiliki waktu luang. Padahal dua hal ini sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup.
Ketika kamu merasa terlalu lama bekerja hingga mengabaikan ketenangan dan kebahagiaan diri sendiri, sadarilah bahwa kamu sedang terjebak di fase hustle culture. Jangan ragu untuk mempertimbangkan resign jika pekerjaan saat ini membuatmu lelah secara mental dan fisik. Jangan memaksa diri untuk terus bekerja jika kamu benar-benar merasa lelah karena kesuksesan tak akan ada artinya tanpa kesehatan.
2. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Salah satu alasan yang membuat seseorang terobsesi pada pekerjaan adalah karena dia terus membandingkan dirinya dengan orang lain. Saat melihat karier maupun kehidupan orang lain lebih baik darinya, dia merasa harus bekerja lebih keras agar bisa seperti mereka atau bahkan melampaui pencapaiannya.
Ingat, hidup bukanlah ajang kompetisi dan setiap orang memiliki garis start serta finish-nya masing-masing. Berhenti menjadikan kesuksesan orang lain sebagai patokan hidupmu agar kamu bisa merasa lebih tenang.
3. Kategorikan Pekerjaanmu dengan Baik
Ketika merasa terjebak dalam situasi hustle culture, sebaiknya lihat kembali tugas mana yang kamu sukai dan benar-benar memberikan dampak besar dalam hidupmu. Cara ini bisa membantumu untuk mempersempit apa yang benar-benar membuat perbedaan dalam pekerjaan atau bisnismu.
Selain itu, kamu juga harus memperjelas batasanmu dalam bekerja. Setelah menyelesaikan semua tugas, sebaiknya hindari hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan di luar jam kerja seperti memeriksa email dan lain sebagainya.
4. Buat Tujuan yang Realistis
Memiliki banyak impian dan bersikap ambisius memang bukan pola pikir yang salah. Namun kamu juga harus bersikap realistis saat membuat goals sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dirimu sendiri. Ingat, tidak ada yang sempurna di dunia ini sehingga jangan pernah menuntut kesempurnaan dalam segala hal.
Sebisa mungkin beri afirmasi positif pada diri sendiri karena telah bekerja dengan baik. Usahakan juga untuk berpuas diri pada hal-hal sederhana yang telah kamu lakukan, termasuk pada pencapaian terkecil sekalipun.
5. Jangan Takut Tertinggal
Seseorang yang terjebak dalam gaya hidup hustle culture cenderung merasa takut tertinggal akan banyak hal. Mulai dari pencapaian orang lain, update informasi, tren terkini dan masih banyak lagi. Karena itu, usahakan untuk merasa cukup dengan apa yang kamu miliki sambil berusaha memenuhi goals yang telah kamu susun tanpa mengorbankan diri sendiri.
Tapi ingat ya guys, kamu enggak harus memiliki segalanya di dunia ini. Tak ada yang salah dengan menjadi biasa-biasa saja karena memaksakan diri untuk mencapai kesempurnaan hanya akan membuatmu semakin tersiksa.
6. Batasi Penggunaan Media Sosial
Media sosial turut berperan dalam terciptanya fenomena hustle culture sebab kita bisa merasa iri saat melihat orang lain mengunggah pencapaian dan kehidupannya yang menyenangkan. Jika sudah demikian, kita akan memacu diri untuk bekerja terus menerus agar bisa seperti mereka.
Jika kamu mudah terpengaruh hal itu, sebaiknya mulai kurangi penggunaan media sosial. Tak ada salahnya juga untuk membisukan postingan atau story mereka asal kamu bisa merasa lebih nyaman dalam menjalani hidup.
7. Jangan Lupa Istirahat
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung merasa bersalah saat sedang beristirahat. Padahal istirahat adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki beragam manfaat seperti memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan suasana hati dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, selalu luangkan waktu untuk beristirahat ya untuk mengembalikan kebugaran tubuh dan meringankan stres akibat pekerjaan. Jangan merasa bersalah saat beristirahat karena itu adalah salah satu bentuk penghargaan yang kamu berikan atas kerja kerasmu selama ini.
Nah itu dia beberapa kiat yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hustle culture. Semoga kita bisa mencapai work life balance ya!