Positif Terinfeksi COVID-19, Anak Usia 1,5 Tahun di Singapura Meninggal Karena Radang Otak
Unsplash/Aditya Romansa
Dunia

Menurut pihak Kementerian Kesehatan, ini merupakan kasus kematian COVID-19 pertama pada pasien berusia di bawah 12 tahun di Singapura. Pasien tersebut meninggal dunia pada Senin (27/6).

WowKeren - Seorang anak laki-laki Singapura berusia 1,5 tahun yang terinfeksi COVID-19 dilaporkan meninggal dunia pada Senin (27/6). Kementerian Kesehatan Singapura mengungkapkan penyebab kematian bocah tersebut adalah Encephalitis (radang otak) akibat infeksi COVID-19, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan Enterovirus.

Sebagai informasi, RSV adalah virus pernapasan yang umum namun infeksinya bisa parah bagi bayi dan manula. Sedangkan Enterovirus adalah sekelompok virus yang biasanya ringan, tetapi kelompok orang tertentu seperti bayi baru lahir atau mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu dapat mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Ayah pasien tersebut mengatakan bahwa beberapa hari ini sulit karena putranya yang masih kecil telah berjuang untuk hidup. "Hari ini, putra saya yang kuat dan pemberani telah meninggal dunia setelah berjuang untuk hidupnya," tulis pria bernama Farath Shba tersebut di situs media sosial LinkedIn pada hari Senin.

Menurut pihak Kemenkes, ini merupakan kasus kematian COVID-19 pertama pada pasien berusia di bawah 12 tahun di Singapura. Adapun pasien tersebut dilaporkan tidak memiliki riwayat medis masa lalu lainnya dan sebelumnya baik-baik saja.


Pasien tersebut dibawa ke Instalasi Gawat Darurat Anak Rumah Sakit Wanita dan Anak (KKH) KK pada 21 Juni 2022 malam. Kala itu, ia mengalami demam tinggi dan kejang-kejang, dan kesadarannya menurun.

Ia kemudian dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak dalam kondisi kritis pada 22 Juni 2022. Bocah tersebut didiagnosis menderita Meningoensefalitis parah. Setelah menjalani tes, bocah tersebut dinyatakan positif COVID-19, Rhinovirus/Enterovirus, dan RSV.

Kemenkes Singapura lantas mengingatkan bahwa COVID-19 dapat mengakibatkan penyakit yang parah, bahkan pada anak-anak dan mereka yang tidak memiliki kondisi medis sebelumnya. Sedangkan vaksinasi secara substansial mengurangi kemungkinan penyakit parah ketika seseorang terinfeksi.

"Semua anak berusia lima hingga 11 tahun direkomendasikan untuk divaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty, terutama anak-anak dengan kondisi medis kronis bawaan," demikian pernyataan Kemenkes Singapura.

Lebih lanjut, Kemenkes mengatakan akan mempelajari keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19 yang telah diformulasikan untuk anak-anak di bawah usia lima tahun setelah produsen menyerahkan berkas kepada mereka untuk dievaluasi. "Kemenkes menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga pasien. Kami memahami bahwa KKH berhubungan dengan keluarga untuk memberikan dukungan yang diperlukan," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait