Kala Negara Asia Berjuang Melawan Gelombang Baru, Korea Utara Klaim Pandemi COVID-19 Akan Berakhir
Dunia

Saat ini, sejumlah negara Asia dilaporkan tengah berjuang melawan gelombang infeksi COVID-19 baru. Namun Korea Utara mengklaim bahwa pandemi di negaranya akan berakhir.

WowKeren - Pandemi COVID-19 yang melanda banyak negara di dunia hingga saat ini belum juga berakhir. Bahkan negara Asia disebut tengah berjuang melawan gelombang infeksi baru yang dipicu oleh subvarian Omicron.

Di tengah negara Asia berjuang melawan gelombang baru, Korea Utara justru mengklaim bahwa negaranya tengah berada di jalan untuk "akhirnya meredakan" krisis yang berawal dari wabah COVID-19. Hal ini berdasarkan laporan dari kantor berita negara pada Senin (18/7).

Korut mengklaim bahwa 99,98 persen dari 4,77 juta pasien yang mengalami demam sejak akhir April lalu, kini telah pulih sepenuhnya. Akan tetapi, dikarenakan kurangnya pengujian, Korut pun belum merilis angka apapun untuk mereka yang dites positif.

"Kampanye anti-epidemi ditingkatkan untuk akhirnya meredakan krisis sepenuhnya," bunyi laporan Kantor Berita Pusat Korea dilansir melalui Al Jazeera, Senin (18/7). Laporan tersebut menambahkan bahwa Korea Utara telah melaporkan 310 orang lagi dengan gejala demam.


Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan klaim dari Korut yang menyebut pandemi COVID-19 di negaranya akan berakhir. WHO menuturkan bahwa pada bulan lalu, mereka meyakini situasinya semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen.

Di sisi lain, seorang analis menilai bahwa deklarasi dari Korut itu bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang telah lama terhambat oleh pandemi. Analis tersebut diketahui merupakan Direktur Pusat Studi Korut Institut Sejong di Korea Selatan, Cheong Seong-chang.

"Di bawah tren saat ini, Korea Utara dapat mengumumkan dalam waktu kurang dari sebulan bahwa krisis COVID-nya telah berakhir dan itu bisa menjadi awal untuk melanjutkan perdagangan lintas batas," ujar Cheong Seong-chang.

Cheong Seong-chang menerangkan bahwa Korut yang otoriter telah menggunakan pandemi untuk memperketat kontrol sosial yang sudah ketat. Kemudian Pyongyang menyalahkan wabahnya pada "hal-hal asing" di dekat perbatasannya dengan Selatan, sehingga mendesak rakyatnya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.

Di samping itu, KCNA melaporkan bahwa kasus demam baru harian yang dilaporkan Korut telah menurun sejak negara tertutup itu pertama kali mengakui pada pertengahan Mei bahwa mereka sedang berjuang melawan wabah COVID-19.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait