Bobol Rumah Warga Demi Tracing COVID-19, Pihak Berwenang Tiongkok Minta Maaf
AP Photo/Mark Schiefelbein
Dunia

Sebanyak 84 rumah di sebuah kompleks apartemen di distrik Liwan kota Guangzhou telah dibuka dalam upaya untuk menemukan kontak dekat pasien COVID-19 yang bersembunyi.

WowKeren - Pihak berwenang Tiongkok meminta maaf usai membobol rumah warga demi melacak penyebaran COVID-19. Upaya petugas membobol rumah orang-orang yang telah dibawa ke hotel karantina sebagai contoh terbaru dari tindakan pencegahan virus telah memicu reaksi publik.

Sebanyak 84 rumah di sebuah kompleks apartemen di distrik Liwan kota Guangzhou telah dibuka dalam upaya untuk menemukan kontak dekat yang bersembunyi di dalam dan untuk mendesinfeksi tempat tersebut. Pintu-pintu itu kemudian disegel dan kunci baru dipasang, sebagaimana dilaporkan surat kabar Global Times.

Pada Senin (18/7), pemerintah distrik Liwan meminta maaf atas perilaku yang penuh dengan kekerasan tersebut. Investigasi telah diluncurkan dan orang-orang yang terkait dengan insiden itu akan dihukum berat.

Pemerintah Tiongkok telah mempertahankan kebijakan Nol-Covid meski kebijakan itu disebut-sebut telah mengganggu kehidupan warga. Melansir AP News, tak sedikit kasus di mana polisi dan petugas kesehatan membobol rumah atas nama tindakan anti-COVID-19 yang telah didokumentasikan di media sosial.


Dalam beberapa kasus, pintu telah dirobohkan dan penduduk diancam dengan hukuman, bahkan ketika mereka dinyatakan negatif virus. Pihak berwenang telah menuntut penguncian bagi penghuni gedung apartemen di mana kasus telah terdeteksi. Bahkan penghalang baja didirikan untuk mencegah mereka meninggalkan kompleks dan jeruji besi dilas di atas pintu.

Di Shanghai, langkah-langkah anti-COVID yang ketat telah memicu protes online dan secara langsung di antara mereka yang tidak dapat mengakses makanan, perawatan kesehatan, dan kebutuhan dasar. Namun di Beijing, pihak berwenang mengambil pendekatan yang lebih lembut.

Perbatasan nasional Tiongkok sebagian besar masih tertutup. Meskipun pariwisata domestik telah meningkat, perjalanan di seluruh negeri tetap tunduk pada serangkaian peraturan, dengan pembatasan karantina terus berubah.

Dalam satu insiden baru-baru ini, sekitar 2.000 pengunjung yang datang ke pusat wisata selatan Beihai telah dipaksa untuk memperpanjang masa tinggal mereka. Hal itu dilakukan ketika lebih dari 500 kasus ditemukan dan mereka dilarang pergi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait