Omicron Merajalela, Australia Minta Warganya Kembali WFH
pixabay.com/Ilustrasi/Taschengeld
Dunia

Sebagaimana diketahui, Australia telah berkutat dengan ancaman gelombang omicron ketiga yang didorong oleh subvarian baru yang sangat mudah menular, BA.4 dan BA.5.

WowKeren - Jumlah orang Australia yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19 pada Rabu (20/7) mendekati level rekor. Di saat yang bersamaan, pihak berwenang mendesak bisnis untuk mengizinkan staf bekerja dari rumah dan merekomendasikan orang memakai masker di dalam ruangan.

Orang-orang juga diimbau untuk mendapatkan suntikan booster segera di tengah wabah besar. Sebagaimana diketahui, Australia telah berkutat dengan ancaman gelombang omicron ketiga yang didorong oleh subvarian baru yang sangat mudah menular, BA.4 dan BA.5.

Selama tujuh hari terakhir, negara itu telah mencatat lebih dari 300.000 kasus, bahkan ketika pihak berwenang menandai jumlah sebenarnya bisa berlipat ganda. Pada Selasa (19/7), jumlah kasus yang tercatat ada di angka 50.000, yang mana itu merupakan jumlah yang tertinggi dalam dua bulan.


Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly mengatakan kepada Radio ABC pada Rabu (20/7) bahwa WFH perlu untuk segera dilakukan. Dia memperkirakan jika jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akan segera mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

"Kita perlu melakukan beberapa hal secara berbeda setidaknya untuk waktu yang singkat," ujarnya. "Kami tahu bahwa bekerja dari rumah adalah komponen yang sangat penting untuk menghentikan apa yang kami sebut penyebaran makro."

Saat ini, ada sekitar 5.300 warga Australia yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, tidak jauh dari rekor 5.390 yang tercatat pada Januari selama wabah BA.1, sebagaimana dicatat pada data resmi. Jumlah di negara bagian Queensland, Tasmania, dan Australia Barat sudah mencapai angka tertinggi sejak pandemi dimulai.

Beberapa petugas kesehatan garis depan Australia juga sakit atau menjalani isolasi, yang semakin membebani sistem kesehatan di negara itu. Pihak berwenang juga telah memperingatkan keterlambatan orang yang mengambil suntikan booster telah memperburuk krisis kesehatan. Sejauh ini, 95 persen orang di atas 16 tahun telah mendapatkan dua dosis, namun hanya sekitar 71 persen yang menerima tiga dosis atau lebih.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait