Kementan Kenalkan Calon Pengganti Beras, Disebut Baik untuk Diet dan Cegah Diabetes
Pertanian.go.id
Nasional

Kementan memperkenalkan talas Belitung alias Kimpul sebagai calon pengganti beras. Kimpul pun dipercaya memiliki segudang manfaat, mulai dari mencegah diabetes hingga baik untuk ibu hamil.

WowKeren - Indonesia meraih kesuksesan dalam usahanya untuk swasembada beras tahun 2019-2021. Keberhasilan itu pun juga ikut diakui dunia dengan penghargaan dari IRRI (International Rice Research Institute). Meski begitu, dalam upayanya untuk melakukan diversifikasi pangan, pemerintah mencari pengganti beras sebagai alternatif bahan makanan pokok sebagai upaya.

Terbaru, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan kimpul atau talas Belitung sebagai calon pengganti nasi dari beras. Talas belitung atau Kimpul disebut punya potensi dan manfaat baik untuk menggantikan beras. Pasalnya, Kimpul dinilai cocok untuk menu diet dan penderita atau mencegah diabetes.

"Kimpul sendiri komoditas penghasil karbohidrat non-beras dari golongan umbi-umbian, selain ubi kayu dan ubi jalar. Kimpul punya potensi sebagai pengganti nasi," kata Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Inna Dwi Hidayah di Jakarta, Jumat (19/8) melansir Republika.co.id.

"Umbi kimpul mengandung senyawa bioaktif giosgenin dan polisakarida larut air. Ini bermanfaat untuk menurunkan berat badan bagi yang diet dan mencegah diabetes," terangnya.


Terdapat kandungan protein 2,81 persen, lemat 0,08 persen, air 67,26 persen, karbohidrat 28,66 persen dalam 100 gram umbi Kimpul. Tah hanya itu, 100 gram kimpul juga mengandung 20,87 persen pati, 0,56 persen serat kasar, giosgenin 0,00083 mg dan masih banyak lagi lainnya.

Kimpul juga dipercaya bisa menstabilkan tekanan darah dan kolesterol, sumber antioksidan tubuh, mencegah kanker serta menjaga kesehatan ibu hamil karena memiliki kandungan asam folat dan zat besi tinggi. Kimpul juga diyakini bisa meningkatkan kesehatan kulit hingga mencegah tanda-tanda penuaan.

Pengembangan Kimpul bisa dilakukan secara tumpang sari di lahan bawah tegakan tanaman perkebunan atau kehutanan. Kimpul umumnya dipanen asat usia tamanam 5-9 bulang dan dapat menghasilkan 7,5 ton per hektare.

"Beberapa jenis kimpul dapat mulai dipanen dan memiliki produksi yang tinggi pada umur tujuh sampai delapan bulan. Dengan naungan menghasilkan 75 persen produksi umbi lebih tinggi dibandingkan yang tanpa naungan," ungkapnya.

"Di Sumatera Barat, Papua, kimpul biasa digunakan untuk pengganti nasi. Sedangkan di Jawa Barat, Jawa Timur, sudah banyak dilakukan home industry. Dia memiliki nilai tambah, diolah menjadi produk olahan," pungkas Inna.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait