Buruk untuk Perkembangan Anak, Ini 8 Dampak Negatif yang Ditimbulkan Helicopter Parenting
Pexels/Kindel Media
SerbaSerbi

Helicopter parenting merupakan salah satu gaya pengasuhan yang patut diwaspadai karena bisa mendatangkan dampak negatif untuk anak. Apa sajakah itu? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

WowKeren - Setiap orangtua memiliki gaya yang berbeda-beda saat mengasuh anaknya. Salah satunya adalah helicopter parenting yang memiliki niat baik namun dieksekusi dengan buruk.

Helicopter parenting merupakan gaya pengasuhan di mana orangtua memegang kendali penuh dalam kehidupan anak-anaknya. Tujuan mereka sebenarnya baik karena mereka ingin melindungi anak dan berharap agar anak bisa mendapatkan yang terbaik.

Sayangnya helicopter parent terlalu melibatkan diri dalam kehidupan anaknya. Mereka terlalu berlebihan saat melindungi anak dan menuntut mereka untuk jadi pribadi yang sempurna, sehingga mereka tak akan membiarkan kesalahan sekecil apapun.


Orangtua yang menerapkan pola asuh tersebut biasanya terlalu ketat dalam mengawasi anak bermain. Mereka juga memutuskan berbagai hal penting dalam kehidupan anak tanpa mempertimbangkan pendapat buah hatinya.

Pola asuh seperti ini memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pola pikir dan kepribadian anak. Sebab anak akan selalu bergantung pada orangtuanya bahkan ketika mereka sudah tumbuh dewasa.

Sehubungan dengan hal ini, tim redaksi akan menunjukkan beberapa dampak negatif dari helicopter parenting yang patut untuk diperhatikan. Simak informasi selengkapnya berikut ini:

(wk/eval)

1. Menurunkan Kepercayaan Diri Anak


Menurunkan Kepercayaan Diri Anak
Pexels/Phil Nguyen

Anak yang biasa diasuh dengan gaya helicopter parenting bisa tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Hal ini dikarenakan dia selalu bergantung pada pilihan maupun keputusan yang dibuat oleh orangtuanya.

Tindakan orangtua yang terlalu ikut campur dalam kehidupan anak membuat mereka cenderung meragukan kemampuannya sendiri. Akibatnya, anak akan tumbuh jadi pribadi yang enggan mencoba hal baru karena takut mengalami kegagalan.

2. Menghambat Kreativitas Anak


Menghambat Kreativitas Anak
Pexels/Karolina Grabowska

Gaya pengasuhan helicopter parenting juga dapat menghambat kreativitas anak. Hal ini dikarenakan mereka terbiasa menjalani hidup dengan mudah berkat campur tangan orangtuanya, bahkan ketika mereka menghadapi masalah yang kecil sekalipun.

Pada akhirnya anak tak bisa berpikir dengan kreatif karena mereka terbiasa mengikuti pola yang sudah ada dan mereka tak memiliki kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Padahal, proses berpikir kreatif sangat diperlukan saat anak hidup di dunia yang penuh dengan persaingan.

3. Anak Jadi Mudah Cemas


Anak Jadi Mudah Cemas
Pexels/Windo Nugroho

Orangtua memiliki peran penting terhadap tingkat kecemasan anak. Jika mereka terlalu ikut campur dalam kehidupan anak, anak bisa tumbuh jadi pribadi yang lebih mudah cemas dan khawatir.

Hal itu disebabkan karena anak tidak memiliki banyak kebebasan untuk mengenal dunia. Pada akhirnya mereka akan diliputi dengan ketakutan dan kekhawatiran setiap mencoba hal-hal baru. Jika kondisi ini terus terjadi, anak bisa mengalami stres dan depresi.

4. Anak Sulit Mandiri


Anak Sulit Mandiri
Pexels/Andrea Piacquadio

Dampak selanjutnya yang paling sering muncul karena pola asuh helicopter parenting adalah anak jadi lebih sulit mandiri. Anak menjadi sangat bergantung pada orangtua karena mereka "tinggal menikmati apa yang telah disediakan".

Mereka jadi terlalu mengandalkan orangtua bahkan ketika sudah duduk di bangku SMA atau kuliah. Selain itu, mereka sering berharap semua akan selesai dengan mudah tanpa harus berusaha keras.

5. Life Skill Anak Tidak Terasah dengan Baik


Life Skill Anak Tidak Terasah dengan Baik
Pexels/RODNAE Productions

Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan belajar keterampilan dasar dimulai sejak usia dini. Namun jika anak terbiasa dimanja, dia tidak memiliki kesempatan untuk belajar berbagai kemampuan dasar seperti menyiapkan buku pelajaran hingga mencuci piring setelah makan.

Padahal penting bagi anak untuk mempelajari life skill sejak dini. Hal itu diperlukan agar mereka bisa mengurus dirinya sendiri saat dewasa atau ketika jauh dari orangtua nantinya.

6. Anak Jadi Gampang Menyerah


Anak Jadi Gampang Menyerah
Pexels/Natasha Babenko

Pola asuh helicopter parenting juga bisa membuat anak jadi gampang menyerah. Karena terbiasa hidup dengan nyaman, anak akan sangat tertekan saat menghadapi suatu permasalahan.

Ketahanannya dalam menghadapi masalah lebih rendah jika dibandingkan dengan anak yang lain. Mereka jadi mudah menyerah alih-alih mencoba menyelesaikannya terlebih dahulu.

7. Anak Merasa Lebih Istimewa


Anak Merasa Lebih Istimewa
Pexels/cottonbro

Anak-anak yang memiliki helicopter parent akan tumbuh dengan pola pikir bahwa "dia lebih istimewa" dari yang lain. Itu karena mereka dibanjiri dengan kasih sayang yang cenderung berlebihan oleh orangtuanya.

Anak akhirnya tumbuh dengan "perasaan berhak" dan selalu berharap agar keinginannya dituruti. Mirisnya, pola pikir seperti ini akan tetap bertahan bahkan ketika mereka sudah tumbuh dewasa.

8. Anak Tumbuh dengan Masalah Emosional


Anak Tumbuh dengan Masalah Emosional
Pexels/RODNAE Productions

Perlu dipahami bahwa helicopter parenting akan menimbulkan dampak jangka panjang dalam kehidupan anak-anak. Ketika hidupnya terlalu dikontrol, anak jadi kesulitan mengendalikan emosi dan pikirannya. Akibatnya, anak akan tumbuh dengan berbagai masalah emosional dan mereka jadi sosok pemberontak, angkuh dan bahkan egois.

Selain itu, anak yang dibesarkan dalam lingkungan helicopter parenting cenderung kurang motivasi untuk meraih sesuatu. Mereka akhirnya suka menunda-nunda pekerjaan dan tidak memiliki inisiatif untuk berhasil.

Nah itu dia delapan dampak negatif helicopter parenting yang perlu kita ketahui. Dalam artikel berikutnya, tim redaksi akan menghadirkan beberapa tips mudah untuk mengatasinya. Stay tune ya!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru