Sempat Bikin Heboh Dengan Polemik 'Amplop Kiai', Suharso Monoarfa Diberhentikan dari Kursi Ketum PPP
Instagram/suharsomonoarfa
Nasional

Waketum PPP Arsul Sani memastikan bahwa pemberhentian Suharso tidak membuat partainya pecah. Ia menjelaskan bahwa pelaksana tugas (Plt) Ketum PPP saat ini adalah Mardiono yang merupakan sahabat Suharso.

WowKeren - Suharso Monoarfa resmi diberhentikan dari jabatan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) per Senin (5/9) hari ini. Sebelum ini, Suharso sempat menimbulkan polemik dengan pernyataannya soal "amplop kiai".

"Mahkamah partai melakukan rapat dan mengeluarkan pendapat mahkamah partai, menyepakati usulan tiga pimpinan majelis untuk memberhentikan saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP masa bakti 2020-2025," tutur Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP, Usman M Tokan, dalam keterangan pada Senin (5/9).

Usman menjelaskan bahwa pemberhentian tersebut dimulai dengan adanya permintaan tiga majelis DPP PPP, yakni Majelis Syariah, Majelis Kehormatan dan Majelis Pertimbangan. Suharso dinilai telah menimbulkan kegaduhan di internal partai.

Ketiga pimpinan majelis DPP PPP mengeluarkan surat fatwa pada 30 Agustus 2022 yang meminta agar Suharso diberhentikan. "Pimpinan tiga Majelis DPP PPP telah melakukan musyawarah di mana para pimpinan majelis berkesimpulan bahwa terjadi sorotan dan kegaduhan PPP secara meluas yang tertuju kepada saudara Suharso Monoarfa pribadi," beber Usman.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani memastikan bahwa pemberhentian Suharso dari kursi Ketum tidak membuat partainya pecah. Apalagi pelaksana tugas (Plt) Ketum PPP saat ini adalah Mardiono yang notabene merupakan sahabat Suharso.


"Ini sekali lagi bukan perpecahan. Karena antara Pak Mardiono dan Suharso ini kan seorang sahabat," ungkap Arsul, Senin.

Lebih lanjut, Arsul kembali memastikan bahwa tidak ada perpecahan di internal PPP. Mengingat sebelumnya sudah ada sejumlah nama lain yang dicalonkan untuk menjadi Ketum PPP, namun berdasarkan kesepakatan semua pihak setuju agar Suharso yang menjabat.

"Ketika pada saat itu, ya pada saat mau Muktamar itu kan ada sejumlah kandidat (calon ketua umum), akhirnya kan kami sepakati sudah kami kasih kesempatan Pak Suharso saja," jelasnya.

Adapun Arsul mengakui bahwa polemik "amplop kiai" menjadi salah satu pendorong pemberhentian Suharso. Tiga majelis PPP dua kali mendesak Suharso untuk mundur dari partai akibat polemik tersebut.

"Itu tidak bisa dipungkiri ada sebagai faktor pendorong, bukan penentu," katanya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait