TXT Comot Lirik Pansori Untuk 'Sugar Rush Ride', Kaitannya Sungguh Mendalam
Twitter/TXT_bighit
Musik

Sebelumnya TXT telah menyebutkan bahwa lirik 'Sugar Rush Ride' diambil dari seni tradisional pansori dengan kisah sepanjang masa 'Chunhyangga'. Ternyata kaitannya sungguh dalam.

WowKeren - TXT comeback dengan mini album ke-5 "The Name Chapter: TEMPTATION" pada 27 Januari lalu. Lagu utamanya yakni "Sugar Rush Ride" mengungkap telah menggunakan referensi tradisional yakni pansori "Chunhyangga" yang terkenal.

Dalam comeback showcase, TXT memaparkan, "Title track 'Sugar Rush Ride' meminjam lirik, 'Kemarilah, biarkan aku memboncengmu,' dari pansori 'Chunghyangga' untuk mengungkapkan bisikan setan."

Dengan kesuksesan "Sugar Rush Ride", fakta-fakta menarik mengenai lagu TXT ini terungkap. Kebolehan TXT mencomot lirik pansori "Chunhyangga" dan mengaitkannya pada lagu mereka menarik perhatian banyak orang. Apalagi keterkaitan antara lagu ini dan cerita rakyat tersebut punya makna mendalam.

Pansori adalah genre musik tradisional Korea di mana seseorang bercerita dengan iringan musik perkusi. Salah satu dari lima cerita yang bertahan dalam tradisi pansori, "Chunhyangga" sendiri merupakan kisah sepanjang masa bagi masyarakat Korea Selatan.

Diduga sudah ajak sejak abad ke-17 sebelum Raja Sukjong mengusai Joseon (1661-1720), kisah ini telah diwariskan secara lisan sebelum dibentuk sebagai prosa. Bahkan kisah rakyat ini sudah beberapa kali dijadikan referensi film hingga drama dalam berbagai versi dan variasi plot.

Secara garis besar, Chunhyangga bercerita tentang putri gisaeng dan masyarakat kelas atas. Lahir dari Wolmae seorang gisaeng terkemuka di Namwon, Chunhyang menarik perhatian Yi Mong Ryong yang merupakan putra hakim setempat. Kisah Chunhyang dan Mong Ryong tidaklah mudah karena ada perbedaan status sosial di antara mereka meski mendapatkan izin dari Wolmae.


Sebelum menikahi Chunhyang, Mong Ryong harus lulus pegawai negeri terlebih dulu. Sehingga ia mendedikasikan waktu untuk belajar dan punya waktu bersama Chunhyang yang singkat dan damai. Apalagi ketika Mong Ryong pergi ke Seoul karena promosi ayahnya, cobaan cinta mereka semakin besar.

Setelah ayah Mong Ryong digantikan hakim baru, Byeok Hak Do rupanya juga tertarik pada Chunhyang. Selama berkuasa ia mengeksploitasi penduduk setempat karena nafsunya dan memaksa Chunhyang menjadi selirnya. Tidak bisa menerima penolakan, Hak Do menjebloskan Chunhyang ke penjara dan disiksa hingga hampir tewas.

Sebelum nasib Chunhyang membutuk, Mong Ryong kembali dengan gelar terhormat usai lulus ujian pamong praja. Sebelum memutuskan bertindak, ia menguji kesetiaan Chunhyang dengan menyamar menjadi gelandangan. Chunhyang yang sopan dan baik hati memperlakukannya dengan pantas dan menjelaskan bahwa Mong Ryong adalah cinta sejatinya.

Mong Ryong yang semakin yakin akan cinta Chunhyang lalu mengungkapkan dirinya. Kemudian ia menggulingkan kekuasaan Hak Do dan membebaskan tahanan politiknya. Kedua kekasih ini lantas menikah dan pergi ke Seoul di mana raja menghadiahi prestasi dan promosi.

Jika dikaitkan dengan lagu TXT, "Sugar Rush Ride" menggambarkan tentang godaan dan menyerah pada hasrat, sebuah tema yang diangkat "Chunhyangga" secara luas. Jika dilihat dari permukaan, cerita ini bisa jadi dongeng sederhana. Namun intinya, lagu dan kisah ini sama-sama bertema hasrat juga semangat perlawanan manusia yang historis dan abadi.

Selain itu, "Chunhyangga" juga menunjukkan tentang situasi sosial di masyarakat di mana kurangnya peran perempuan dan sulitnya perjuangan kelas. Diduga inilah mengapa kisah tersebut masih relevan bagi masyarakat modern.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait