Film 'Sultan Agung' tak hanya mengisahkan sejarah panjang kerajaan Mataram, namun juga romansa yang tragis.
- Neressa Prahastiwi
- Kamis, 02 Agustus 2018 - 20:41 WIB
WowKeren - Jelang perilisannya pada 23 Agustus mendatang, "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan Dan Cinta" merilis dua versi poster. Kedua poster tersebut tampak mirip, masing-masing hanya dibedakan dengan warna gelap dan terang.
Selain dua versi poster, "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta" juga merilis trailer pada akun Instagram @sultanagung.themovie. Dalam trailer tersebut, terlihat beberapa artis peran handal seperti Meriam Bellina, Lukman Sardi, Putri Marino, dan Ario Bayu.
"Dalam rangka menyambut HUT RI ke 73, film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta akan membawa kita ke masa lalu untuk melihat bagaimana perjuangan dan pengorbanan masyarakat Indonesia di abad 16 dalam melawan VOC," tulis akun resmi film tersebut. "Saksikan filmnya pada 23 Agustus 2018."
Sang sutradara, Hanung Bramantyo, juga merilis trailer film arahannya tersebut di akun YouTube miliknya. Pada keterangan foto, Hanung menceritakan jalannya kisah film "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta".
Film yang berada di bawah naungan Maryati Soedibyo Cinema ini mengisahkan Raden Mas Rangsang yang harus menerima takdirnya sebagai penerus kerajaan Mataram setelah sang ayah wafat. Demi permintaan sang ayah, terlebih diyakinkan oleh surat wasiat dari Sunan Kalijaga, Raden Mas Rangsang harus rela meninggalkan Lembayung yang amat dicintainya.
Tak sampai di situ, Raden Mas Rangsang harus memimpin pasukan yang telah siap menang atau mati untuk menghadapi serangan sekutu. Di antara ribuan pasukan Raden Mas Rangsang, terdapat Lembayung yang bersiap menjemput takdirnya.
Meski sempat kecewa karena promo film yang dianggap terlalu biasa, netter mengaku tak sabar menanti kehadiran "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta". Film ini tentu saja menjadi angin segar bagi industri perfilman Indonesia yang saat ini sedang dikuasai genre horor. Terlebih, film "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta" mengangkat sejarah leluhur Tanah Air yang dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat di segala usia.
(wk/nere)
