Viral Video Prabowo Subianto Joget di Hari Natal, Ini Penjelasan Sang Keponakan yang Merekamnya
Nasional

Video Prabowo berjoget di acara Natalan memang sudah dihapus oleh keponakannya, namun video tersebut sudah terlanjur tersebar di dunia maya.

WowKeren - Video Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, joget dalam perayaan hari Natal beredar di dunia maya. Video tersebut tampak dalam Instagram Story putri Hashim Djojohadikusumo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang juga merupakan keponakan Prabowo.

Meski telah dihapus, video tersebut telah tersebar di dunia maya. Warganet juga sudah ramai memperbincangkannya.

Karena adanya beberapa pihak yang mengatakan bahwa Prabowo mengikuti ritual ibadah Natal, wanita yang akrab disapa Sara tersebut memberikan penjelasannya. Klarifikasi mengenai video tersebut diunggah ke akun Instagram Sara pada 27 Desember 2018.

Dalam unggahan tersebut, Sara menjelaskan bahwa momen yang dihadiri Prabowo adalah acara keluarga, bukan ibadah Natal. Selain itu, joget yang dilakukan oleh Prabowo sendiri memang merupakan budaya keluarga keturunan Manado/Minahasa.


"Mengenai postingan foto dan video yang ramai diperbincangkan karena mohon maaf ada banyak pihak yang memelintir dan mencoba menggiring ini menjadi hal yang tdk benar (salah satu alasan knp saya hapus lebih awal), ijinkan saya untuk mengklarifikasi beberapa hal," tulis politikus partai Gerindra tersebut. "Yang pertama, di acara tersebut, bapak Prabowo hadir setelah ibadah selesai pada saat acara makan malam bersama. Sebagai info, di budaya kami sebagai keturunan Manado/Minahasa kami ada kebiasaan berdansa poco2 di saat keluarga berkumpul. Lagunya pun bukan lagu rohani karena sudah bukan masuk di ibadah natal."

View this post on Instagram

Mengenai postingan foto dan video yang ramai diperbincangkan karena mohon maaf ada banyak pihak yang memelintir dan mencoba menggiring ini menjadi hal yang tdk benar (salah satu alasan knp saya hapus lebih awal), ijinkan saya untuk mengklarifikasi beberapa hal. Yang pertama, di acara tersebut, bapak Prabowo hadir setelah ibadah selesai pada saat acara makan malam bersama. Ada yang menyambungkan video di mana kami sedang mematikan lilin di akhir ibadah dengan video di mana Pak Prabowo sedang joget poco2. Padahal itu 2 momentum dan video yang berbeda dgn jarak waktu yang lumayan panjang. Sebagai info, di budaya kami sebagai keturunan Manado/Minahasa kami ada kebiasaan berdansa poco2 di saat keluarga berkumpul. Lagunya pun bukan lagu rohani karena sudah bukan masuk di ibadah natal. Di keluarga kamipun (spt di postingan saya yang lain), sudah menjadi tradisi dan budaya kami untuk menjaga tali silahturahim dgn datang ke rumah yang merayakan hari besar (Natal maupun Lebaran). -- Bagi yang keberatan tentang hal ini, mohon maaf tetapi silahkan anda lakukan budaya keluarga maupun keyakinan masing2 dgn cara masing2. Saya yakin Tuhan Maha Adil. Sekali lagi tradisi ini adalah tradisi yang kami lakukan dari dulu, bukan hal baru. Kami tidak pernah sekalipun menutup2i hal ini. Jika ada yang membuat penggiringan opini seolah2 pak Prabowo yg skrg beda dr yg dulu dan menipu pendukungnya, mohon maaf tapi yang pertama mencoba menggiring opini seolah pak Prabowo itu "radikal" atau mau mendirikan negara khilafah itu siapa? Mohon fair. Sudah berulang kali kami klarifikasi bahwa itu tdk benar, tp terus itu dimainkan. Kami harus menolak bbrp kali undangan media thn lalu krn maunya angkat isu SARA terus pdhl kami tdk setuju. Kami mengerti itu peluru bagi bbrp org di kubu sebelah (tdk semua) jadi skrg tiba2 ada bukti bahwa itu tdk benar maka dicoba dijadikan alat utk memecah belah pendukung beliau. Saya berharap dan yakin pemilih bisa terus kita edukasi utk lebih pintar dlm memilah informasi. -- Jujur saya sedih melihat mental caci maki, bullying, main hakim... inikah revolusi mental yg diinginkan? Anda saudaraku. Ayo bangun demokrasi yg sehat dan dewasa. #politikdamai

A post shared by R Saraswati Djojohadikusumo (@rahayusaraswati) on

Tak hanya itu, Sara juga berharap tradisi keluarganya tidak digunakan sebagai alat politik. Ia berharap warga Indonesia tak termakan oleh isu-isu agama yang tidak benar.

"Sekali lagi tradisi ini adalah tradisi yang kami lakukan dari dulu, bukan hal baru. Kami tidak pernah sekalipun menutup2i hal ini," lanjut Sara. "Saya berharap dan yakin pemilih bisa terus kita edukasi utk lebih pintar dlm memilah informasi. -- Jujur saya sedih melihat mental caci maki, bullying, main hakim. inikah revolusi mental yg diinginkan? Anda saudaraku. Ayo bangun demokrasi yg sehat dan dewasa. #politikdamai."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait