Jawaban Jokowi Saat Prabowo Sebut Pembangunan Infrastruktur yang 'Grasak-Grusuk'
Twitter/KemensetnegRI
Nasional

Prabowo menilai pembangunan infrastruktur justru banyak menimbulkan kerugian.

WowKeren - Salah satu tema yang diangkat dalam debat kedua adalah mengenai pembangunan infrastruktur. Capres 01 Joko Widodo alias Jokowi pun dengan gamblang memamerkan capaian pemerintah dalam membangun infrastruktur selama empat tahun terakhir.

Seperti diketahui, sejauh ini memang banyak infrastruktur yang sudah dibangun oleh pemerintah. Mulai dari jalan tol, jalan raya, hingga pelabuhan. Jokowi menilai bahwa adanya infrastruktur yang memadai sangat mempengaruhi konektivitas yang berujung pada peningkatan kompetisi usaha.

Sayangnya, Capres 02 Prabowo Subianto menuding bahwa pembangunan justru banyak memberikan kerugian. Prabowo menyebut bahwa pembangunan dilakukan secara grasak-grusuk tanpa adanya studi kelayakan yang memadai.

Prabowo menegaskan bahwa seharusnya pembangunan infrastruktur bisa memberikan manfaat untuk rakyat. Ia kemudian memberikan contoh LRT di Palembang yang menurutnya hanya dijadikan "monumen".

"Ini jadinya infrastruktur banyak yang rugi dan sangat sulit dibayar. Infrastruktur itu harusnya untuk rakyat, bukan rakyat buat infrastruktur," ungkap Prabowo di debat kedua di Hotel Sultan pada Minggu (17/2) malam. "Jangan infrastruktur jadi monumen. Contoh LRT Palembang, dan macam macam lagi."


Tentu saja, Jokowi membantah tegas hal ini. Ia menepis anggapan jika pembangunan dilakukan tanpa adanya studi kelayakan. Justru, proyek-proyek tersebut sudah direncanakan sejak lama. Pembangunan infrastruktur, kata Jokowi, sudah dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan prosedur.

Terkait LRT Palembang, Jokowi mengatakan bahwa hal itu sepenuhnya memerlukan waktu. LRT Palembang memang belum lama diresmikan sehingga hal itu dinilai Jokowi wajar jika pengguna transportasi tersebut masih sepi hingga kini.

"Dan mengenai tadi yang disampaikan soal LRT Palembang dan MRT Jakarta," kata Jokowi di Jakarta pada Minggu (17/2). "Semuanya butuh waktu."

Sebab, tak mudah menggeser kebudayaan masyarakat. Begitu juga kasusnya dengan LRT. Jokowi menjelaskan bahwa memindahkan budaya masyarakat dari yang senang naik mobil ke transportasi umum bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam waktu cepat.

Jokowi menuturkan bahwa penggeseran budaya tersebut bisa memakan waktu 10-20 tahun. Apa lagi mengingat LRT Palembang baru berjalan 4-6 bulan.

"Memindahkan budaya yang senang naik mobil sendiri dan senang transportasi massal yang saya pelajari di negara lain butuh 10-20 tahun," tutur Jokowi. "Tidak mudah. Kalau belum ramai wong baru 4-6 bulan."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait