Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini gencar menggelar operasi sweeping warga pendatang. Hal itu membuahkan hasil dengan menurunnya tren urbanisasi di Kota Pahlawan.
- Zodiak Yanuarita
- Senin, 10 Juni 2019 - 20:37 WIB
WowKeren - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak akan menggelar operasi yustisi menuai sorotan. Sebab, operasi yustisi dianggap penting untuk menekan ledakan jumlah penduduk di ibukota, khususnya yang berasal dari kalangan pendatang.
Lain halnya dengan di Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya justru semakin gencar menggelar operasi yustisi. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus berupaya untuk menekan arus urbanisasi dari luar daerah ke Surabaya dengan menggelar razia sweeping usai Lebaran.
"Kita bukan nggak kenal Lebaran atau apa," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (10/6). "Tapi terus kita periksa terus, yustisi terus, sweeping terus para pendatang."
Dari melakukan razia, pihak Pemkot menemukan sejumlah warga dari luar daerah yang datang ke Surabaya tanpa tujuan yang jelas. Oleh sebab itu, Risma akan memulangkan mereka ke daerah asal masing-masing setelah lebaran nanti.
"Ya kita (masih) menemukan beberapa," tutur Risma. "Sekarang posisi di Liponsos nanti setelah Lebaran kita pulangkan."
Setiap warga negara memang memiliki hak untuk pergi ke mana saja ke seluruh tempat di Indonesia, termasuk Surabaya. Namun, perlu diingat bahwa mereka juga harus memiliki tujuan yang jelas ketika datang ke Kota Pahlawan. Selain tujuan, identitas yang jelas juga harus dimiliki oleh para pendatang.
"Kalau dia nggak punya identitas yang jelas ya kita yustisi," tegas Risma. "Karena harus punya identitas dan jelas tujuannya apa. Kalau tidak kita akan kembalikan ke daerah asalnya."
Pada kenyataannya, upaya razia ini memang membuahkan hasil. Hal itu terbukti dengan adanya penurunan tren urbanisasi di Surabaya dari tahun ke tahun. Tentu saja, hal ini berkat kerja keras Pemkot yang sangat ketat dalam menggelar operasi yustisi.
"Trennya nggak naik," jelas Risma. "Relatif lebih terkendali karena tahu mungkin Surabaya kan lebih ketat soal itu."
(wk/zodi)