Berjasa Tekan Radikalisme, Rohaniawan Katolik Dukung NU-Muhammadiyah Terima Nobel
NU Online
Nasional

Kedua ormas Islam terbesar di Indonesia itu dinominasikan sebagai penerima nobel perdamaian karena dinilai telah aktif dan efektif menumpas paham radikalisme.

WowKeren - Kiprah ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah didengungkan sampai ke Oslo, Norwegia. Adalah pastor dari Ordo Katolik Serikat Yesus yang akrab dipanggil Romo Magnis yang menyebut nama NU-Muhammadiyah dalam sebuah seminar yang digagas bersama oleh Peace Research Institute Oslo (PRIO) dan Kedutaan Besar RI (KBRI) Oslo.

Rohaniawan Katolik dengan nama lengkap Franz Magnis-Suseno itu menilai NU-Muhammadiyah berjasa besar dalam merekatkan bangsa Indonesia yang sangat majemuk, bahkan sejak sebelum kemerdekaan. Kiprah kedua ormas ini pun tak hanya dirasakan oleh umat Muslim, tetapi juga oleh kaum minoritas non-Muslim.

"Saya sudah sejak lama sangat mengenal kedua organisasi itu," ujar Romo Magnis, Kamis (20/6) dalam seminar yang dihadiri cendekiawan dan tokoh pemikir dari berbagai kalangan ini. "Kita tahu Indonesia telah lama punya sejarah gerakan radikal. Seperti gerakan DI-TII tahun 1950-1966 yang mengancam wilayah Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan."

"Kemudian sekitar tahun 1970-an beberapa ideologi Islam dari Timur Tengah, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Wahabi menjalar di Indonesia. Demikian pula pengaruh mujahidin dari Afghanistan," sambungnya, dilansir dari laman Detik News, Selasa (25/6). "Tokoh NU dan Muhammadiyah saat itu berjuang keras agar pengaruh-pengaruh tersebut berhenti berkembang."


Ia menilai kedua ormas tersebut punya andil besar dalam menumpas radikalisme dengan memajukan paham toleransi di masyarakat. NU-Muhammadiyiah pun mengembangkan warisan nilai budaya Indonesia yang mengutamakan kerukunan, kebersamaan, serta menghargai hak orang lain.

Romo Magnis pun menyebut NU-Muhammadiyah tak pernah menjadi ancaman bagi kaum minoritas di Indonesia. Sebaliknya, kedua organisasi tersebut dapat memberikan rasa aman dan jaminan bahwa toleransi dan nilai pluralisme tetap terjaga di Indonesia.

Atas kiprahnya itulah, Romo Magnis mendukung penuh pencantuman nama NU dan Muhammadiyah sebagai nominasi penerima nobel perdamaian. Nominasi ini sendiri sebelumnya telah diumumkan pada Januari 2019 silam.

Tak hanya Romo Magnis, kiprah NU-Muhammadiyah dalam perjalanan bangsa Indonesia pun turut disampaikan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra dan Direktur Wahid Institute Yenny Wahid. Dalam paparannya, Prof Azra menyinggung pengaruh besar kedua ormas dalam krisis yang melanda pasca runtuhnya orde baru pada 1998. Sedangkan Yenny menjelaskan tentang target-target kelompok radikalis dan apa yang NU-Muhammadiyah lakukan untuk melawan penyebaran paham tersebut.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait