TNI Siap Sanksi Oknum yang Rasis pada Mahasiswa Papua di Surabaya
Nasional

Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Brigadir Jenderal Bambang Ismawan, meminta agar masyarakat tetap bersabar. Pasalnya, penyelidikan tak bisa dilakukan dengan terburu-buru agar mendapat hasil yang akurat.

WowKeren - Aksi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (16/8) sore berbuntut panjang. Diduga ada oknum yang bertindak rasis pada mahasiswa Papua hingga menyulut kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua Barat.

TNI lantas akan memberi sanksi tegas pada oknum anggotanya apabila terbukti melakukan aksi rasialis pada mahasiswa Papua di Surabaya. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kodam V/Brawijaya, Brigadir Jenderal Bambang Ismawan.

"Sesuai tingkat kesalahannya," tutur Bambang dilansir CNN Indonesia, Rabu (21/8). "Hukuman bisa pencopotan jabatan, dan sebagainya kita lihat kesalahannya."

Bambang mengaku pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terkait dugaan aksi rasialis oleh anggotanya. Bambang menegaskan tak ada sedikit pun maksud untuk menutup-nutupi kasus ini.

"Kami sampaikan bahwa sekarang dalam proses penyelidikan," ujar Bambang. "Kami tidak bermaksud ingin menutupi atau mau melindungi anggota kami tidak."

Menurut Bambang, penyelidikan sementara menunjukkan dugaan aksi tersebut dilakukan oleh anggota TNI yang bertugas di wilayah Surabaya Timur. Hal ini didasarkan pada keterangan saksi yang berada di sekitar lokasi.


"Kita saat itu minta keterangan masyarakat yang ada di situ," jelas Bambang. "Masuk wilayah Surabaya Timur wilayahnya."

Meski demikian, Bambang meminta agar masyarakat tetap bersabar. Pasalnya, penyelidikan tak bisa dilakukan dengan terburu-buru agar mendapat hasil yang akurat.

Selain itu, TNI juga tengah memeriksa video yang memuat dugaan aksi rasis tersebut. Hal ini juga membutuhkan waktu.

"Pemeriksaan elektronik tidak bisa cepat, oleh karena itu kami minta bersabar semuanya. Videonya akan diperiksa nanti hasilnya akan disampaikan. Pemeriksaan internal iya, kita belum bisa menentukan siapa, kita dalami dulu," pungkas Bambang. "Kita sampaikan tidak ada yang tertutup, semua akan diperiksa transparan dan hasilnya akan kita sampaikan."

Sementara itu, sejumlah mahasiswa sempat melakukan unjuk rasa di depan Mabes TNI AD di Jakarta Pusat dan Istana Kepresidenan pada hari ini (22/8). Saat bergeser dari TNI AD ke depan Istana Negara, orator mengatakan bahwa mahasiswa Papua di Jawa hanya ingin kuliah dan tidak melakukan rasisme.

"Kawan-kawan, orang Papua tidak pernah melakukan rasisme," tutur orator di atas mobil komando. "Kami di Papua multietnis, kami di Jakarta, Jawa, hanya ingin kuliah."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait