Konser Solo Ren NU'EST Dibatalkan Akibat Kondisi Hong Kong Yang Masih Memanas
Musik

Ren NU'EST berencana untuk mengadakan konser solo di Hong Kong. Akan tetapi, akibat kondisi di sana yang masih memanas karena demonstrasi, maka konser tersebut dibatalkan.

WowKeren - NU'EST baru saja comeback lewat album barunya yang bertajuk "The Table" yang memiliki lagu utama bertajuk "Love Me". Album comeback-nya ini pun sukses puncaki chart fisik dan digital beberapa waktu lalu.

Meski sibuk dengan promosi album grupnya, para personel NU'EST pun memiliki karir solonya masing-masing, salah satunya yakni Ren. Penyanyi kelahiran 1995 ini ternyata telah menyiapkan konser solonya di Hong Kong beberapa waktu lalu.

Namun, sayangnya konser yang seharusnya diadakan pada 23 November itu terpaksa dibatalkan. Hal tersebut diumumkan oleh pihak agensi, yakni Pledis Entertainment pada Kamis (14/11) kemarin.

Berdasarkan pengumuman tersebut, konser bertajuk 2019 "NU’EST REN SPECIAL LIVE SHOW IN HONG KONG" ini dibatalkan karena kondisi politik setempat yang masih memanas. Diketahui, hingga saat ini masih terjadi demo besar-besaran di negara tersebut.


Pihak penyelenggara yakni SKN LIVE pun mengaku menyesal atas keputusan pembatalan konser yang seharusnya diadakan di Kowloon Bay International Trade & Exhibition Centr (KITEC) itu. Oleh karena itu, pihak penyelenggara konser memutuskan untuk mengembalikan uang (refund) para penggemar yang telah membeli tiket konser Ren itu.

Konser Solo Ren NU\'EST Dibatalkan Akibat Kondisi Hong Kong Yang Masih Memanas

Soompi

Sebelumnya, beberapa konser idol Korea Selatan juga dibatalkan akibat kondisi Hong Kong yang masih memanas. Beberapa idol yang sempat membatalkan konsernya di Hong Kong antara lain yakni GOT7 dan PENTAGON. Selain itu, Kang Daniel dan Lay EXO juga membatalkan jadwal fan meeting mereka di sana beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, ketegangan politik di Hong Kong bermula dari penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi oleh oposisi dan para aktivis pro demokrasi. Aksi protes ini pun kemudian berkembang dengan cepat menjadi gerakan yang lebih luas untuk reformasi demokrasi.

Sementara itu, dilansir dari Telegraph, saat ini sudah ada tujuh korban yang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi di Hong Kong. Terakhir, seorang pria berumur 70 tahun meninggal pada Rabu (13/11) kemarin setelah dilaporkan dipukul dengan batu bata selama bentrokan antara demonstran pro-demokrasi dan pendukung pemerintah.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait