Pengamat Nilai Alasan Ridwan Kamil Bikin Kolam Renang Tak Masuk Akal
Nasional

Pengamat kebijakan publik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Dr Undang Sudrajat menilai bahwa penjelasan Ridwan Kamil terkait alasan pembangunan kolam renang di Gedung Pakuan tidak masuk akal serta kurang dipahami publik.

WowKeren - Pembangunan kolam renang di Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat oleh Ridwan Kamil atau yang kerap disapa Emil menjadi polemik. Pasalnya, pembangunan kolam renang tersebut setidaknya menghabiskan biaya Rp 1,5 M.

Salah satu pengamat kebijakan publik yang merupakan dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, yakni Dr Undang Sudrajat menilai bahwa alasan pembangunan kolam renang di Gedung Pakuan tidak masuk akal dan kurang dipahami publik. Menurutnya, alasan pembangunan kolam tersebut malah menambah polemik di publik.

"Memperhatikan dan menganalisis respons publik di media sosial terkait pembangunan kolam renang, sebagian besar negatif atau tidak setuju," katanya yang dilansir Kompas pada Minggu (17/11). "Penjelasan yang disampaikan oleh Gubernur tidak meredakan kegaduhan publik."

Sebelumnya, Ridwan Kamil memang menjelaskan bahwa kolam renang itu dibangun untuk berolahraga agar tetap bugar. Mantan Wali Kota Bandung ini pun menghubungkan dengan cidera kaki yang kini dideritanya. Menurutnya, cedera tersebut hanya bisa diobati melalui berenang.


"Jadi, penambahan fasilitas olahraga (kolam renang) itu sesuai kebutuhan, kebutuhannya sangat nyata," ungkapnya. "Saya itu kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya bisa fit, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact, lari, loncat-loncat. Harus terapi dengan yang namanya berenang."

Namun, alasan tersebut Undang nilai belum bisa diterima oleh publik karena beberapa hal. Salah satunya yakni karena rencana perbaikan rumah dinas Gubernur atau Pakuan sudah diusulkan jauh jauh-jauh hari pada tahun 2018.

Kata Undang, Kepala Biro Umum Iip Hidayat menyatakan bahwa rencana pembangunan itu telah ada sebelum Ridwan Kamil menjabat. "Pertanyaannya, apakah Gubernur sakit lutut sejak tahun lalu?" ujar Undang. "Sementara, kegiatan olahraga Gubernur bersepeda terlihat dalam beberapa kesempatan di tahun 2019. Mestinya, kan dihindari (naik sepeda) kalau memang sejak tahun lalu lututnya cedera," kata Undang.

Kedua, Undang mengatakan bahwa mestinya dokter yang memeriksa gubernur memberikan penjelasan kepada publik terkait cedera kaku. "Ibarat pemain sepak bola profesional, ketika cedera bisa dijelaskan soal keparahannya dan berapa lama waktu pemulihan. Termasuk apakah dengan berenang cara paling efektif atau ada cara lain secara medis lebih efektif," tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PKS Imam Budi menilai bahwa pembangunan tersebut cukup menyakiti hati masyarakat. Apalagi mengingat masih banyak masalah di Jawa Barat yang harus segera diselesaikan. Terlebih lagi, rumah dinas Ridwan Kamil diperkirakan masih dalam kondisi bagus sehingga revitalisasi masih belum mendesak untuk dilakukan.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait