Viral Curhatan Mahasiswa yang Meninggal Usai Garap Skripsi 7 Hari 7 Malam, Ini Kata ITB
SerbaSerbi

Sebuah kisah menyedihkan seorang mahasiswa yang meninggal usai mengerjakan skripsinya 7 hari 7 malam tengah menjadi viral di media sosial. Mahasiswa tersebut diketahui berasal dari ITB karena itu pihak kampus ikut buka suara.

WowKeren - Tugas akhir bagi seorang mahasiswa adalah hal yang sangat penting terutama untuk masa depan yang gemilang dengan menyandang gelar sebagai sarjana. Tak jarang dalam proses menyelesaikan tahap akhir di bangku kuliah ini mahasiswa kerap menemui sejumlah drama.

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kisah perjuangan seorang mahasiswa yang memaksakan diri mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam. Sayangnya kisah ini harus berakhir teragis karena mahasiswa tersebut meninggal dunia sebelum merasakan wisuda.

Kisah milik @Jechriswa ini dituturkan dalam sebuah thread di Twitter. Ia menceritakan kisah hidupnya saat menyelesaikan skripsi selama tujuh hari tujuh malam tanpa henti yang mengakibatkan kondisi kesehatannya terganggu karena kelelahan.

Namun setelah melakukan serangkaian tes, dokter hanya mendiagnosanya mengidap anemia. Sebelum itu, beberapa dokter sempat mendiagnosa dengan dugaan penyakit lain mulai dari tipus (typhoid), penyakit ginjal, radang paru, DBD (Demam Berdarah Dengue), hingga kelenjar thyroid. Tapi kelima dugaan tersebut tidak terbukti.

Jauh sebelum dugaan tersebut sempat dikatakan ia menderita thalassemia. Penyakit ini merupakan kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetik.

Setelah menjalankan serangkaian tes lagi dan pengobatan, ia sempat menceritakan jika keadaannya tengah membaik. Namun, siapa sangka jika Tuhan memiliki rencana lain. Pada akhirnya ia menghembuskan napas terakhirnya usai berjuang dengan tugas akhir dan penyakitnya.


Diketahui jika mahasiswa tersebut berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi, Miming Miharja mengaku jika sosok yang tengah viral di media sosial tersebut adalah mahasiswa jurusan Rekayasa Kehutanan, Fakulas Sekolah Ilmu dan Teknil Hayati ITB.

"Betul (almarhum) mahasiswa Rekayasa Kehutanan (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati) ITB," kata Miming, Jumat (29/11). Berdasarkan keterangan dari orang tua almarhum, mahasiswa tersebut saat itu tengah menderita penyakit namun ia ingin menyelesaikan skripsinya tersebut di tengah perjuangan melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

"Sebetulnya keadaan tidak dikehendaki saja memang almarhum sakit," terang Miming. "Kebetulan dia punya penyakit itu, kondisinya melemah kebetulan fase tugas akhir juga. Menang rata-rata menuju tugas akhir agak berat bebannya."

Almarhum diketahui ingin mengejar lulus di bulan tertentu sehingga memaksakan mengerjakan skripsi dengan kondisi badan tengah sakit. Padahal ia bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang cukup baik.

"Lulusnya tepat waktu. Biasanya kalau menjelang wisuda, suka daftar 'Pak saya mau wisudanya bulan Oktober'," paparnya. " Sebetulnya secara umum baik-baik saja. Cuma mungkin ada target dari almarhum sendiri, saya mau bulan tertentu, jadi dikejar targetnya."

Sebelum meninggal, almarhum sudah dinyatakan lulus dan hanya tinggal mengikuti wisuda saja. "Sudah siap diwisuda. Jadi saat wisuda almarhum keburu sakit, jadi dirawat gak sampai wisuda," tuturnya. "Tapi sudah sarjana, sudah selesai semuanya."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait