JK Tolak Nadiem Makarim Hapus UN, Sebut Bakal Ciptakan Generasi Lembek
Nasional

Mendikbud Nadiem berencana menghapus UN di tingkat SMA mulai 2021 mendatang dan menggantinya dengan dua ujian kompetensi. Yakni asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.

WowKeren - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membuat gebrakan yang sukses menjadi pembicaraan panas di Indonesia. Diketahui Nadiem berencana untuk menghapuskan Ujian Nasional untuk tingkat SMA mulai 2021 mendatang.

"Untuk 2020, UN akan dilaksanakan sesuai seperti tahun sebelumnya. Tapi itu hari terakhir UN seperti format sekarang diselenggarakan," kata Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12). "Di tahun 2021, UN itu akan diganti menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter."

Wacana ini pun menuai beragam respons, salah satunya dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menganggap semangat belajar para siswa akan turun jika UN ditiadakan.

Sehingga kesimpulannya, JK menolak tegas wacana tersebut. "Kalau tidak ada UN, semangat belajar akan turun. Itu pasti," tutur JK saat berkunjung ke Kantor Transmedia, Jakarta, Rabu (11/12).


Menurutnya, tiadanya UN dapat menyebabkan generasi muda menjadi lemah dan tidak mau bekerja keras. Oleh karena itu ia menilai kebijakan menghapus UN perlu ditunda. Ia berharap Nadiem mengurungkan niatnya untuk meniadakan UN pada 2021.

"Itu menjadikan kita suatu generasi lembek kalau tidak mau keras, tidak mau tegas, bahwa mereka lulus atau tidak lulus," jelasnya, seperti dilansir CNN Indonesia. "Akan menciptakan generasi muda yang lembek. (Karena itu) iya, pastinya (saya harap penghapusan UN ditunda)."

JK menyebut peniadaan UN juga bisa berdampak pada penurunan mutu pendidikan nasional. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu merujuk pada riset oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan (OECD) lewat Programme for International Student Assessment (PISA).

Seperti diketahui peringkat Indonesia di PISA mengalami penurunan pada 2018. Penurunan ini, ujar JK, disebabkan karena UN sudah tidak menjadi penentu kelulusan sebagaimana tahun 2015. Sehingga bila UN justru ditiadakan, bukan tidak mungkin peringkat Indonesia di PISA akan semakin menurun.

"Kenapa PISA menerangkan bahwa tahun 2018 turun? Apa yang terjadi antara 2015 ke 2018?" kata JK. "Itu karena Ujian Nasional pada waktu itu tidak lagi menjadi penentu kelulusan. Akhirnya semangat belajar berkurang."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait