Sebuah foto mayat yang bergelimpangan di jalan karena virus Corona tengah ramai diperbincangkan di dunia maya. Lantas, apakah benar jika foto tersebut diambil di kota Wuhan yang menjadi sumber virus mematikan tersebut?
- Nidya Putri
- Rabu, 29 Januari 2020 - 16:09 WIB
WowKeren - Wabah virus Corona Tiongkok hingga saat ini masih menjadi sorotan dunia. Tak sedikit rumor-rumor pun turut beredar di dunia maya terkait wabah yang disebut-sebut bisa mengancam peradaban manusia ini.
Baru-baru ini, tengah ramai kabar yang menyebarkan foto yang berisi puluhan mayat yang bergelimpangan di jalanan kota Wuhan, Tiongkok akibat virus 2019-nCoV. Namun, dalam foto tersebut juga tampak beberapa orang lainnya yang tengah menyaksikan "mayat-mayat" ini terbaring.
"Keterangan Foto Mayat mayat orang Cina bergelimpangan di jalan jalan kota Wuhan Cina foto di ambil dari Satelit *Azab Untuk China Komunis*," tulis salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan foto.
"China merasa hebat dan mampu untuk menundukkan negara-negara bodoh peminjam uang. China merasa sombong dengan kekejaman dan tipu daya komunismenya," sambungnya. "Kini ALLAH mengirim azab berupa tentara kecil yang tak terlihat untuk mengazab dan menghancurkan mereka, tentara kecil ALLAH itu tidak memiliki nuklir dan tidak butuh peralatan perang."
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan dengan alat bantu verifikasi InVid diketahui jika kabar tersebut tidaklah benar alias berita bohong (hoaks). Foto tersebut diketahui diambil di Frankfurt, Jerman, oleh seorang fotografer bernama Kai Pfaffenbach untuk Reuters.
Foto yang diambil pada tahun 2014 ini adalah sebuah pertunjukan seni demi mengenang 528 korban kamp konsentrasi Nazi. "Para tahanan kamp konsentrasi Katzbach, bagian dari bekas pabrik industri Adler, dipaksa berjalan sampai mati ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Dachau pada 24 Maret 1945," tulis keterangan foto di situs Reuters.
Perlu diketahui, dengan adanya wabah virus Corona ini membuat banyak kabar-kabar yang tak jelas asal usulnya bermunculan. Tak sedikit, kabar miring tersebut membuat publik panik hingga terpecah belah karena menyangkut pautkan ke hal-hal sensitif seperti SARA.
(wk/nidy)
