Pemerintah Pastikan Lahan Ibu Kota Baru Bukan Bekas Tambang
Nasional

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut bahwa pembangunan ibu kota baru terkendala oleh lubang bekas tambang.

WowKeren - Pemerintah memastikan bahwa di lokasi yang akan menjadi ibu kota baru bukan merupakan lahan bekas tambang. Sebab, pemilihan lahan sebagai lokasi ibu kota baru itu sudah melalui pertimbangan matang.

Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil. "Kalau lahan bekas tambang, kita gak IKN di lahan bekas tambang," ujarnya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (7/2).

Meski jika seandainya di lokasi ibu kota baru ternyata ditemukan lahan bekas tambang, pihaknya akan melakukan reklamasi, yakni membuat daratan baru dari dasar laut atau sungai. Hal itu sangat mungkin untuk dilakukan. "Lahan bekas tambang itu teknis akan di reklamasi atau Kuala Lumpur itu dulu bekas tambang. Bagus itu," tutur Sofyan.

Selain itu, lokasi ibu kota baru itu juga diklaim aman jika akan dibangun gedung-gedung tinggi. "Aman. Di daerah itu (IKN) gak ada tambang. Jadi core ibu kota bukan daerah tambang," jelasnya.


Sementara itu, pemerintah juga akan melakukan konsolidasi untuk penataan pembangunan IKN agar bisa berjalan lancar. Sebab, ada sebagian wilayah yang merupakan tanah milik masyarakat sekitar.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut bahwa pembangunan ibu kota baru terkendala oleh lubang bekas tambang. Ia menyebut ada sekitar 109 lubang bekas tambang dengan berbagai skala ukuran. Jika memang akan dilakukan reklamasi maupun penanaman ulang, maka upaya itu memerlukan biaya yang cukup besar.

"Ada 109 lubang tambang," kata Suharso di Jakarta, Selasa (4/2). "Baik dalam skala kecil maupun besar. Butuh biaya besar untuk reklamasi termasuk revegetasi penanaman ulang."

Meski demikian, pemerintah memiliki ragam opsi lainnya yang bisa diambil. Misalnya dengan menggandeng pihak swasta untuk memperbaiki lubang-lubang tersebut. Memperbaiki lubang bisa dilakukan dengan menanaminya dengan tanaman lokal.

"Solusinya adalah mengidentifikasi dulu," lanjut Suharso. "Dilakukan kerja sama dengan swasta, kemudian penanaman dengan tanaman lokal, pemberdayaan masyarakat lokal dalam reklamasi dan penanaman kembali."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait