Virus Corona Terungkap Bisa Bertahan Di Cairan Sperma, Menular Lewat Hubungan Seks?
Health

Penemuan mengejutkan mengungkap jika virus corona masih bisa bertahan dalam cairan sperma. Lantas apakah ini tingkatkan risiko penularan COVID-19 lewat hubungan seks?

WowKeren - Berbagai penelitian seputar virus corona (COVID-19) terus dilakukan oleh para peneliti di seluruh dunia. Kini, penelitian terbaru berhasil mengungkapkan fakta mengejutkan jika virus corona dapat bertahan di cairan sperma.

Virus asal Wuhan, Tiongkok ini rupanya tidak hanya bersarang di paru-paru saja. Setelah berbagai penelitian mengungkapkan bagaimana virus ini bisa bertahan di ginjal, jantung, hati, dan saluran pencernaan, kini COVID-19 juga telah terdeteksi dalam cairan sperma pasien laki-laki.

Penelitian ini diungkap dalam jurnal JAMA Network Open pada Kamis (7/8). Studi ini melibatkan 38 pria di Shangqiu, Tiongkok yang telah dites positif COVID-19 dan mengalami gejala penyakit atau baru saja pulih.

Peserta lantas diminta menyediakan sampel air mani sebagai bahan penelitian. Hasilnya, dokter berhasil menemukan keberadaan SARS-CoV-2 dalam sperma pasien tersebut.

Para peneliti mendeteksi adanya virus corona dalam sperma dari enam peserta, atau 16 persen secara keseluruhan. Dari jumlah tersebut, empat pasien saat ini mengalami gejala COVID-19 dan dua pasien baru saja pulih.


Tentunya hal ini membuat penasaran banyak orang dengan begitu virus corona dapat menular melalui hubungan seksual. Namun, hal ini dibantah dokter yang meneliti. Menurut para dokter, penemuan tersebut bukan berarti virus dapat ditularkan secara seksual melalui kontak dengan air mani.

”Ini adalah temuan yang menarik,” ujar Dr. Stanley Perlman, seorang profesor mikrobiologi, imunologi dan pediatri di University of Iowa seperti dilansir dari The New York Times, Jumat (8/5). “Tetapi harus dikonfirmasi bahwa ada virus menular, bukan hanya produk virus dalam semen (sperma).”

Selain itu, tidak jelas berapa lama virus bertahan dalam cairan sperma. Terlebih, peserta dalam penelitian masih menunjukkan gejala COVID-19 atau baru saja pulih. (Dua pasien pulih yang sampel spermanya dinyatakan positif SARS-CoV-2 hanya baik selama dua atau tiga hari sebelum mereka memberikan sampel.)

Hal ini juga ditambah penelitian lain yang belum mendeteksi virus di antara pasien yang telah pulih untuk periode waktu lebih lama. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan 17 April dalam jurnal Fertility and Sterility. Penelitian ini melibatkan 34 pria di Wuhan, Tiongkok yang gagal mendeteksi virus pada pasien sekitar satu bulan setelah diagnosis COVID-19.

Oleh sebab itu, kemungkinan penularan virus corona saat berhubungan seksual tampaknya masih tidak mungkin. Penularan virus corona sejauh ini paling mungkin melalui kontak dekat dan inhalasi tetesan pernapasan daripada melalui cairan sperma.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait