Tiongkok Singgung Kerusuhan Akibat Kematian George Floyd, Sebut Rasisme adalah Penyakit Kronis di AS
Dunia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, mengatakan kerusuhan ini juga menggambarkan inkonsistensi pemerintah AS atas persoalan HAM dan kekerasan polisi.

WowKeren - Tiongkok turut buka suara soal kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Amerika Serikat selepas kematian seorang warga sipil kulit hitam di Minneapolis, George Floyd. Menurut Tiongkok, kerusuhan ini merupakan bukti rasisme akut yang terjadi di negeri Paman Sam tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, mengatakan hal tersebut juga menggambarkan inkonsistensi pemerintah AS atas persoalan Hak Asasi Manusia serta menunjukkan kronisnya masalah rasisme dan kekerasan polisi.

"Kehidupan orang kulit hitam juga adalah masalah hidup. Hak asasi manusia mereka juga harus dijamin," ujar Zhao kepada wartawan di Beijing, merujuk kematian George Floyd yang dibunuh oleh seorang polisi di Minneapolis. "Rasisme terhadap etnis minoritas di AS adalah penyakit kronis masyarakat Amerika."


Bukan hanya itu, para diplomat dan media pemerintah Tiongkok juga memanfaatkan kerusuhan yang dipicu oleh kematian George Floyd untuk menuduh Amerika Serikat munafik dan membandingkan para pemrotes Amerika dengan para demonstran pro-demokrasi di Hong Kong.

Seperti diketahui, Beijing sudah lama merasa geram, terutama kepada Washington, atas sikap mereka terhadap protes yang mengguncang Hong Kong tahun lalu. Zhao pada hari Senin (1/6) mengatakan tanggapan pemerintah AS terhadap para demonstran adalah contoh nyata standar ganda paling populer di dunia. "Mengapa AS menyanjung apa yang disebut Hong Kong Merdeka dan kekerasan demonstran hitam sebagai pahlawan dan aktivis, sementara menyebut orang-orang yang memprotes rasisme 'perusuh'?" kata Zhao.

Terlepas dari komentar Tiongkok ini, George Floyd sendiri adalah seorang warga kulit hitam yang pekan lalu ditangkap oleh polisi Minneapolis. Ia tewas setelah dijatuhkan ke tanah kemudian lehernya dijepit menggunakan lutut.

Rekaman video yang beredar menunjukkan leher Floyd ditekan oleh petugas kepolisian Derek Chauvin selama 8 menit 46 detik. Chauvin dan ketiga rekannya kemudian dipecat dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat tiga oleh departemen kehakiman. Kendati demikian, kematian Floyd masih menimbulkan demonstrasi besar-besaran di AS.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait