Risma Beber Pola Penularan COVID-19 di Surabaya: Satu Keluarga Kena Semua
Nasional

Wali Kota Tri Rismaharini mengakui jika bukan hal yang mudah untuk memutus rantai penularan COVID-19 di Surabaya, terutama jika penularan terjadi dalam lingkup keluarga.

WowKeren - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membeberkan pola penularan virus corona di Surabaya yang sering terjadi. Menurutnya, akhir-akhir ini model penularan yang lebih banyak adalah melalui lingkup keluarga.

"Modelnya sekarang satu keluarga kena semua," kata Risma di Hotel JW Mariott Surabaya, Jumat (26/6). "Terus kemudian ke mana? Ke pekerjaannya, dia juga dicek ke pekerjaannya. Sekarang sudah nggak seperti itu, justru di keluarganya."

Ia mencontohkan seperti yang terjadi di Kecamatan Genteng, dimana satu keluarga positif COVID-19. "Kemarin saya tanya ke Genteng, 'Bu Camat ini kayaknya bukan satu orang ternyata lima orang'. Jadi satu keluarga kena, ini pembantunya lagi kita swab," imbuhnya.

Untuk menangani kasus seperti ini, Pemerintah Kota Surabaya memisahkan pasien berdasarkan ada tidaknya gejala. Bagi pasien yang tidak bergejala akan dibawa ke Asrama Haji sedangkan pasien dengan gejala akan dibawa ke rumah sakit rujukan.


Risma mengakui jika bukan hal yang mudah untuk memutus rantai penularan COVID-19 ini, terutama jika penularan terjadi dalam lingkup keluarga. Sehingga Pemkot terus berupaya untuk menyetop penularan semacam ini.

"Artinya saya mohon maaf dengan warga kita harus potong (penularan COVID-19) karena kalau ndak bisa nulari. Bayangkan kalau di rumah ada tujuh orang semua kena," tutur Risma. "Karena sulit sekali untuk mencegah penularan itu. Sulit sekali. Dari data semua tadi saya sampaikan itu rata-rata nular ke satu keluarga."

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyebut jika tingkat kepatuhan masyarakat Surabaya dalam memakai masker sudah mencapai 90 persen. Dari sepuluh orang, rata-rata hanya ditemukan satu yang masih bandel tidak memakai masker.

"Kepatuhan masyarakat kalau kita lihat tetap ya, sekitar 10 persen (pelanggar)," tutur Eddy. "Seperti tadi malam saat kita patroli, dari 84 orang, 15 di antaranya tidak pakai masker."

Oleh sebab itu, Pemkot akan terus melakukan penertiban. "Monitoring akan terus kita lakukan sampai dicabutnya Perwali. Sepanjang belum dicabut, kami akan lakukan terus," pungkasnya."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait