BREAKING: COVID-19 Capai 84.882 Kasus, Lebih Dari 4 Ribu Pasien Meninggal Dunia
AFP/Enrique Ortiz
Nasional

Pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 1.434 orang pada hari ini. Dengan demikian, sudah ada 43.268 orang pasien COVID-19 yang sembuh di Tanah Air.

WowKeren - Pemerintah kembali melaporkan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, melaporkan ada 1.752 kasus baru pada Sabtu (18/7) hari ini.

"Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.752 orang," ungkap pria yang akrab disapa Yuri ini dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia. "Sehingga totalnya menjadi 84.882 orang."

Pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 1.434 orang pada hari ini. Dengan demikian, sudah ada 43.268 orang pasien COVID-19 yang sembuh di Tanah Air.

Meski demikian, angka kematian akibat COVID-19 juga masih bertambah. Yuri melaporkan 59 kasus kematian baru pada hari ini, sehingga totalnya sudah ada 4.016 orang yang menjadi korban jiwa pandemi corona di Indonesia. "Kasus meninggal 59 orang, sehingga totalnya menjadi 4.016 orang," tutur Yuri.


Selain itu, Yuri juga mengungkapkan jumlah kasus suspek COVID-19 yang dipantau pemerintah hingga hari ini. Sebagai informasi, kasus suspek adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan pasien dalam pengawasan (PDP).

Kriteria kasus suspek adalah orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan memiliki riwayat bepergian ke daerah dengan transmisi lokal dan atau memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi (probable) COVID-19 dalam 14 hari sebelum timbul gejala. Selain itu, orang dengan ISPA/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit juga termasuk dalam kasus suspek.

"Kasus suspek yang kita pantau hari ini sebanyak 37.593 orang," terang Yuri. "Ada 464 kabupaten/kota yang terdampak di 34 provinsi."

Selain itu, Yuri juga menjelaskan bahwa pasien COVID-19 tanpa gejala tidak akan dirawat di rumah sakit. Nantinya, para pasien yang tak bergejala tersebut hanya akan diminta untuk melakukan isolasi diri.

"Beberapa daerah sudah membuat isolasi secara kelompok dengan pengawasan yang ketat, karena dikhawatirkan ini akan menjadi sumber penularan di tengah-tengah masyarakat kita. Namun di beberapa daerah ada yang masih memberikan kebebasan untuk melaksanakan isolasi secara mandiri," papar Yuri. "Ini yang harus kita pahami, bahwa masih ada kemungkinan belum terdeteksi kasus konfirmasi positif tanpa gejala. Oleh karena itu, contact tracing, penelusuran kontak dekat dengan kasus konfirmasi positif menjadi sesuatu yang penting."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait