Anies 'Dihajar Habis-Habisan' Soal PSBB Total DKI, Pengamat Nilai Ada yang Tak Beres
Nasional

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihajar habis-habisan oleh kabinet terkait rencana penerapan PSBB total pekan depan.

WowKeren - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai pekan depan menuai pro- kontra. Sejumlah Menteri diketahui mengkritik keputusan Anies tersebut karena PSBB dianggap bisa membuat ekonomi negara semakin terpuruk.

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, lantas menilai ada yang tidak beres terkait hal ini. Pasalnya, tutur Agus, Presiden Joko Widodo sendiri telah menyampaikan bahwa kesehatan masyarakat menjadi urusan terpenting di masa pandemi virus corona (COVID-19).

"Sekarang (Anies) dihajar habis-habisan oleh kabinet," tutur Agus dalam diskusi virtual acara Prespektif Indonesia, Sabtu (12/9). "Hal-hal semacam ini tidak beres, kan seharusnya semua saling mendukung."

Menurut Agus, pemerintah sudah mengeluarkan dana yang sangat besar untuk menangani pandemi corona. Hanya saja, upaya tersebut masih belum membuahkan hasil mengingat penularan corona masih terjadi dan tenaga medis juga menjadi korban.


Diketahui, kini kurang lebih ada 3 ribu kasus positif COVID-19 yang dilaporkan di Indonesia setiap harinya. Per Sabtu (12/9), total jumlah kasus positif COVID-19 di Tanah Air telah mencapai 214.746. "Biaya sudah dikeluarkan sangat besar dan hampir tidak bisa membereskan ini," ujar Agus.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyebut bahwa pengumuman PSBB total dari Anies membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) menghadapi ketidakpastian. Airlangga pun menyindir rem darurat yang ditarik Anies melalui penerapan PSBB total tersebut.

"Kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin. Karena hari ini indeks (IHSG) masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies) tadi malam sehingga indeks pagi ini sudah (turun) di bawah 5.000," ujar Airlangga pada Kamis (10/9) lalu. "Kalau digas atau rem mendadak itu tentu harus kita jaga public confidence. Karena ekonomi tidak hanya fundamental, tapi juga sentimen, terutama untuk sektor capital market."

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita khawatir pelaksanaan PSBB total pada akhir kuartal III tahun 2020 bisa memberikan tekanan pada sektor manufaktur. "(PSBB total) sedikit banyak akan mempengaruhi industri manufaktur, apalgi kalau diikuti provinsi-provinsi lain yang akan (ikut) menerapkan PSBB yang ketat. Tapi, yang perlu disampaikan, bagi pemerintah kesehatan masyarakat suatu hal yang tidak bisa ditawar," pungkas Agus.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait