'Tinggalkan' PCR, WHO Sebut Tes Cepat Corona Baru Siap Digelar di 133 Negara
Nasional

WHO mencari metode deteksi COVID-19 yang akurat namun lebih cepat dan murah untuk mengatasi masalah minimnya tes di negara-negara miskin. Dan kekinian WHO sudah mendapatkan solusinya.

WowKeren - Pengetesan dan pelacakan kasus positif COVID-19 dengan cepat adalah kunci mengendalikan pandemi yang sudah menginfeksi jutaan orang ini. Namun nyatanya masih ada beberapa negara, terutama dengan tingkat kesejahteraan rendah, yang kesulitan memenuhi kebutuhan tes tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan metode tes yang lebih murah dengan akurasi tinggi, yang belakangan tampaknya sudah berhasil diwujudkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tes COVID-19 seharga USD 5 atau setara Rp 70 ribu itu siap diproduksi sampai 120 juta unit selama 6 bulan.

Kebanyakan unit tes ini akan diedarkan ke negara miskin yang kekurangan petugas layanan kesehatan dan laboratorium. Menariknya, tak hanya murah, tes ini juga memberikan hasil dalam waktu relatif singkat, yakni hitungan menit.

"Tes baru yang mudah dibawa dan mudah digunakan," terang Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam siaran persnya pada Senin (28/9). "Ini akan memberi hasil dalam 15-30 menit, bukan lagi hitungan jam atau hari."


Pasalnya di beberapa negara, terutama dengan kepadatan penduduk luar biasa tinggi, rendahnya jumlah tes mengaburkan kondisi aktual penyebaran wabah COVID-19. Tedros pun memastikan sudah ada kesepakatan antara produsen obat Abbott dan SD Biosensor dengan Bill and Melinda Gates Foundation terkait produksi ratusan juta unit tes ini.

Lebih lanjut, kesepakatan ini juga akan menjangkau sampai 133 negara. Termasuk di negara-negara Amerika Latin yang saat ini sedang sangat terpukul akibat pandemi COVID-19, dibuktikan lewat lonjakan tingkat penularan dan kematian.

"Ini adalah tambahan penting untuk kapasitas tes mereka, terutama di kawasan dengan tingkat transmisi yang tinggi," terang Tedros, dilansir pada Selasa (29/9). "Ini akan membuat perluasan tes, khususnya di daerah yang sulit terjangkau, yang tak memiliki fasilitas laboratorium atau tenaga kesehatan yang cukup terlatih untuk mengoperasikan tes."

Pencarian metode baru untuk mengetes kasus COVID-19 juga tengah dilakukan di Indonesia. Beberapa waktu lalu Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memastikan bahwa pemerintah akan mengganti metode rapid test berbasis antibodi dengan tes cepat serupa yang berbasis antigen.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait