Bikin Pakar Bingung, Apa Penyebab Rendahnya Angka Kematian COVID-19 di India?
Health

Sebagai negara kedua dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia, India rupanya menjadi negara dengan angka kematian akibat corona tersedikit dibanding negara lainnya.

WowKeren - India hingga saat ini masih menempati posisi kedua sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Negara Anak Benua itu mencatat ada lebih dari 7 juta kasus Corona hingga saat ini.

Meski begitu, angka kematian akibat COVID-19 di India lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain yang juga terdampak parah. Dilansir AFP dan Reuters, hingga Minggu (11/10), Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 918 kematian dalam 24 jam terakhir. Sehingga total kematian akibat Corona di India kini mencapai sedikitnya 108.334 orang.

Menurut penghitungan Reuters berdasarkan data pemerintah, India mencatat tambahan 1 juta kasus Corona dalam 13 hari terakhir. Associated Press memperkirakan India akan menjadi negara terdampak Corona paling parah dalam beberapa pekan ke depan, melampaui AS yang mencatat lebih dari 7,7 juta kasus Corona.

Perbandingan total kasus Corona dengan total kematian di India membingungkan para pakar, dengan berbagai penjelasan yang muncul menyinggung soal banyaknya populasi muda hingga kekebalan yang diberikan oleh penyakit virus endemik lainnya dan kurangnya jumlah kasus Corona yang dilaporkan.

Dengan total 108.334 kematian akibat Corona, India kini melaporkan angka kematian 1,5 persen dari total kasus positif. Angka kematian di India itu tercatat sebagai angka kematian terendah per 100 kasus positif -- rasio kasus-kematian yang diamati -- di antara 20 negara yang terdampak Corona paling parah di dunia.


Sebagai perbandingan, AS kini melaporkan angka kematian 2,8 persen. Dengan demikian, jumlah kematian per 100 ribu penduduk di India mencapai 7,73 yang sangat rendah dibandingkan AS yang mencapai 64,74.

Diketahui juga bahwa kebanyakan warga berusia lebih tua yang memiliki penyakit bawaan seperti diabetes dan sakit jantung menjadi target khusus virus Corona. Namun menurut laporan Prospek Populasi Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), India memiliki mayoritas populasi muda dengan usia rata-rata 28,4 tahun. Untuk perbandingan, Prancis -- melaporkan total 700 ribu kasus Corona dengan lebih dari 32 ribu kematian untuk angka kematian 4,7 persen -- memiliki usia rata-rata 42,3 tahun.

Penerapan lockdown ketat oleh pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang membatasi pergerakan secara ketat sejak 25 Maret lalu, juga disinyalir berkontribusi. Lockdown ketat secara nasional itu disebut memberikan waktu kepada India untuk bersiap menghadapi pandemi.

Para pakar menyebut bahwa lockdown ketat mungkin telah membantu para dokter belajar dari pengalaman negara lain. "Banyak protokol pengobatan yang jauh lebih stabil (pada saat itu), baik penggunaan oksigen maupun penggunaan ICU," sebut profesor kedokteran masyarakat dari Institut Ilmu Kedokteran India di New Delhi, Anand Krishnan.

Sementara itu, pakar virus T Jacob John dan para pakar lainnya menuturkan ada kemungkinan penyakit virus lainnya seperti demam berdarah yang mewabah di India, mungkin telah memberikan perlindungan antibodi terhadap virus Corona. Pakar lain menyebut masuk akal juga bahwa paparan virus Corona ringan lainnya bisa memberikan kekebalan silang. Namun semua pakar menegaskan masih diperlukan banyak penelitian terhadap asumsi ini.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait