Unair 'Diam-Diam' Gelar Riset Vaksin COVID-19, Diklaim Siap Jalani Uji Klinis
Nasional

Rektor Moh Nasih menyatakan bahwa lembaganya tengah mengajukan proposal untuk melakukan uji klinis terhadap vaksin COVID-19 yang sudah dikembangkan beberapa bulan terakhir.

WowKeren - Pemerintah sejauh ini sudah mengamankan sampai ratusan juta dosis vaksin COVID-19, namun semuanya impor. Namun di sisi lain, akademisi dan ilmuwan dalam negeri juga terus mengadakan penelitian untuk mengembangkan vaksin.

Salah satu yang melakukannya adalah Universitas Airlangga yang akan bekerja sama dengan Universitas Oxford, Inggris. Bahkan sedianya vaksin yang dikembangkan Unair ini akan segera menjalani uji klinis pada manusia.

Hal ini seperti diungkap oleh Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih. Nasih mengakui bahwa pihaknya sudah terlambat dalam melakukan penelitian, namun saat ini pihaknya tengah mengajukan proposal untuk melakukan uji klinis vaksin yang mereka kembangkan.

"Mulainya memang kita agak terlambat, kita kan baru mulai Mei, Juni," beber Nasih, Kamis (15/10). "Sudah ketinggalan 5 bulan untuk riset, karena kita fokusnya bukan di riset tapi pada penanganan."


Vaksin ini pun diberi nama Vaksin Merah Putih, nama yang serupa dengan vaksin yang kini tengah dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Harapannya uji klinis terhadap vaksin ini bisa dilakukan pada akhir tahun 2020.

"Nantinya, dalam pengujian vaksin merah putih ini pihaknya akan bekerja sama dengan Oxford University," jelas Nasih, dilansir dari Kumparan, Jumat (16/10). "Termasuk uji lainnya yang melibatkan rumah sakit Universitas Airlangga Surabaya dan RSUD dr.Soetomo Surabaya."

Nasih sendiri menarget vaskin yang dikembangkan atas inisiasi lembaganya ini bisa dirampungkan pada pertengahan tahun depan. "Kami berharap vaksin merah putih yang merupakan inisiasi dari Unair ini akan bisa dimanfaatkan untuk menangani COVID-19," pungkas Nasih.

Sebelumnya Unair memang sudah banyak terlibat dalam berbagai upaya pengendalian wabah COVID-19. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Unair juga mengembangkan obat COVID-19 hasil kolaborasi dengan BIN dan TNI AD. Namun obat yang dikembangkan itu tak mengantongi restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena dianggap tidak valid.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait