Sindir Presiden Prancis Macron Soal Karikatur Nabi, PM Kanada: Kebebasan Berekspresi Ada Batasnya
Getty Images
Dunia

Kisruh ini bermula setelah majalah Charlie Hebdo mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut hal itu sebagai kebebasan berekspresi.

WowKeren - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dengan tegas mengklaim bahwa tidak mendukung pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengizinkan penerbitan kartun Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekpresi.

"Saya akan selalu membela kebebasan berekspresi. Tapi kebebasan berekspresi bukannya tanpa batas," ujar Justin Trudeau. "Kita tidak berhak, misalnya, berteriak "api" di bioskop yang ramai; selalu ada batasan."

"Dalam masyarakat yang majemuk, beragam, dan terhormat seperti kita, kita harus menyadari dampak perkataan kita, tindakan kita terhadap orang lain, terutama komunitas dan populasi yang masih mengalami diskriminasi yang sangat besar," ujarnya menambahkan.

Menurut Trudeau, kebebasan berekspresi harus dijalankan dengan menghormati orang lain dan dengan perhatian untuk tidak melukai dengan cara yang sewenang-wenang atau tidak perlu. Perdana Menteri Kanada itu juga menambahkan bahwa niat karikatur itu, betapapun bagusnya, belum tentu relevan dalam perdebatan.

"Ini masalah rasa hormat, bukan berusaha merendahkan atau menyakiti secara sengaja," lanjut Trudeau. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat melakukan percakapan kompleks ini secara bertanggung jawab.


Awal pekan ini, pemimpin New Democratic Party (NDP) Kanada, Jagmeet Singh, membuat pernyataan serupa. Menurutnya kebebasan untuk mengekspresikan pikiran bukanlah kebebasan untuk menciptakan perpecahan dengan sengaja.

Kisruh ini bermula setelah majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, mengumumkan menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada September lalu. Penerbitan ulang dilakukan untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka terkait karikatur itu pada 7 Januari 2015 silam.

Ketika itu, 12 orang termasuk beberapa kartunis terkemuka, tewas dalam serangan yang dilakukan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi, di kantor Charlie Hebdo, Paris.

Sejumlah politikus Prancis, terutama partai sayap kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, mendukung penerbitan karikatur itu serta menghubungkan aksi teror dengan ajaran Islam dan menyuarakan ujaran anti-Islam. Sementara, Presiden Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksional majalah dengan dalih kebebasan berekspresi.

Tak hanya itu, Emmanuel Macron menyebut Islam tengah mengalami krisis. Dia juga menuding Islam bertekad mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekularisme di Prancis. Hal ini membuatnya menuai kecaman dari banyak pihak, termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait