Vaksin Corona Pfizer Diklaim Efektif 90 Persen, Epidemiolog Bongkar Punya Kelemahan Besar Ini
Nasional

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, membongkar kelemahan yang dimiliki vaksin COVID-19 Pfizer yang diklaim memiliki efektivitas di atas 90 persen.

WowKeren - Belum lama ini pengembang vaksin asal Amerika Serikat, Pfizer, mengklaim berhasil menemukan formulasi vaksin dengan efektivitas di atas 90 persen. Temuan ini pun sontak menggegerkan publik sekaligus menimbulkan harapan pandemi COVID-19 bisa segera berakhir.

Namun fakta ini wajib disikapi hati-hati karena menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, ada kelemahan besar dari vaksin Pfizer. Dicky menegaskan bahwa vaksin itu 90 persen efektif mengurangi gejala klinis COVID-19 alih-alih mencegah infeksi virus penyebabnya.

"Pertama yang harus sangat diketahui masyarakat, bahwa informasi beredar saat ini kurang pas," terang Dicky di Jakarta, Rabu (11/11). "Dimaksud 90 persen efektif dalam vaksin ini (berarti) efektif mengurangi gejala."

Artinya, vaksin Pfizer bukannya efektif mencegah infeksi. Efektivitas 90 persen ini, imbuh Dicky, merupakan hasil studi awal yang disampaikan ke publik dengan beberapa tujuan tertentu.

"Gejala ringan. Belum ada satu data, berapa persen vaksin ini bisa mencegah infeksi. Beda, orang ini tetap terinfeksi, tapi tak gejala," jelas Dicky, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.


"Nah, tidak terinfeksi, berapa lama durasi dari kekebalan, aspek keamanan, ini yang belum ada. Ini yang harus dipahami kita semua," imbuh Dicky. "Tak hanya di Indonesia, tapi di luar negeri juga banyak misinformasi."

Atau lebih singkatnya, tutur Dicky lebih lanjut, adalah riset dari vaksin tersebut belum selesai. Meski demikian, vaksin Pfizer yang mampu meredam sampai 90 persen gejala klinis akibat infeksi virus SARS-CoV-2 merupakan kemajuan yang sangat positif. Sebab bila vaksin mampu mencegah timbulnya keparahan gejala klinis, beban tenaga dan fasilitas kesehatan bisa dikurangi.

"Tak membebani layanan kesehatan dan tak ke tahap parah. Ini baik, tapi masih harus sabar," pungkas Dicky. "Ini kan baru 6 minggu. Waktu yang tepat mengumumkan hasil uji awal paling cepat itu 2 bulan."

Perihal efektivitas vaksin Pfizer ini pun sudah sampai ke telinga pemerintah. Lantas apakah pemerintah akan memasukkan vaksin buatan AS itu ke dalam daftar yang siap diimpor demi mengendalikan pandemi di dalam negeri?

"Berbagai vaksin itu dipertimbangkan tapi kami belum memasukkan Pfizer sebagai salah satu," jawab Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa (10/11). "Ini untuk menjadi bagian berikutnya karena masih banyak yang dibahas terkait pengadaan vaksin."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait