Eijkman: Peniadaan Libur Panjang Bukan 'Obat' yang Tepat Tangani Corona
Rawpixel/Ake
Nasional

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menanggapi usulan Presiden Joko Widodo yang ingin mengurangi libur panjang akhir tahun demi mencegah lonjakan kasus COVID-19.

WowKeren - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mengurangi libur panjang akhir tahun demi mencegah lonjakan kasus baru COVID-19. Keputusan Jokowi tersebut tentunya menuai pro dan kontra dari sejumlah masyarakat.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menilai jika peniadaan libur panjang akhir tahun bukan "obat" dari pandemi virus corona (COVID-19). "Apakah libur harus ditiadakan? Kalau menurut pendapat saya itu bukan obatnya. Obat yang paling penting adalah itu tadi, semua masyarakat menyadari," kata Amin dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (24/11).

Amin mengatakan masyarakat sebetulnya bisa saja berpergian di libur panjang akhir tahun. Kendati begitu, ia menekankan, setiap menjalani aktivitas, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Mau melakukan kegiatan apapun silakan, tetapi protokol kesehatan dilakukan, harus dipatuhi, bahkan setelah ada vaksin protokol kesehatan tetap harus dilakukan," ungkap Amin. Libur panjang yang akan menyebabkan kegiatan masyarakat di luar rumah bisa terjadi kapanpun.

Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah dan seluruh elemen untuk tetap menyadarkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, dari hasil survei menyatakan bahwa masih ada sekitar 30 persen masyarakat Indonesia yang masih tidak mempercayai virus corona.


"Yang sebetulnya harus kita tingkatkan adalah kesadaran masyarakat keseluruhannya, artinya kalau kita bicara masyarakat, jangan dianggap masyarakat menengah ke bawah saja, tapi menengah ke atas juga harus dilibatkan, karena ada sekitar 30 persenan yang masih anggap atau percaya bahwa Covid tidak ada," tuturnya. "Selama mereka belum percaya bahwa Covid ini ada, maka mereka akan sulit sekali diajak untuk bersama-sama mencegah penularan."

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya berharap Presiden Jokowi tidak salah langkah menerapkan kebijakan libur panjang di tengah pandemi. "Mudah-mudahan Bapak Presiden akan mengambil satu kebijakan yang baik, agar bisa ada satu kebijakan terkait libur panjang ke depan. Agar bisa mengurangi penyebaran Covid di seluruh Indonesia, termasuk DKI," kata pria yang akrab disapa Ariza itu di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/11).

Di sisi lain, Ariza berharap warga juga tetap berada di rumah kalaupun nantinya pemerintah pusat memutuskan tetap mengadakan libur panjang akhir tahun. Warga juga diminta untuk tidak bepergian ke luar kota, lantaran berpotensi menyebarkan virus corona.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kasus positif di Jakarta kerap melonjak usai libur panjang. Terkini, usai libur panjang akhir Oktober, jumlah kasus positif di Jakarta kembali naik.

"Beberapa hari ini memang ada peningkatan penyebaran di DKI Jakarta, ini masih ada klaster," ungkapnya. "Tertinggi klaster perumahan kemudian diikuti perkantoran, ini efek libur panjang."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru