Wajib Waspada! Virus Nipah Bisa Jadi Ancaman Pandemi Baru, Ini Penjelasan Lengkapnya
Health

Peneliti berusaha keras memastikan infeksi virus Nipah, sebuah penyakit zoonosis dari kelelawar, tidak akan menjadi pandemi baru yang mengancam di tengah 'kepungan' COVID-19.

WowKeren - Dunia tengah dihadapkan dengan wabah virus Corona (SARS-CoV-2) yang kini telah memasuki tahun keduanya. Namun tampaknya virus Corona bukan satu-satunya yang harus dikhawatirkan karena baru-baru ini muncul kekhawatiran akan pandemi baru yakni virus Nipah.

Yang membuat virus Nipah makin meresahkan, tingkat kematian akibat infeksinya bisa mencapai 75 persen. Dan seperti kebanyakan penyakit zoonosis, alias penyakit yang berasal dari hewan lainnya, virus Nipah juga ditemukan di kelelawar.

Hal ini sebagaimana diungkap seorang ahli asal Thailand, Supaporn Wacharapluesadee, peneliti dari Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Center. Wacharapluesadee menganalisis banyak sampel pada Januari 2020 dan menemukan kelelawar dengan virus Nipah sangat berpotensi menimbulkan ancaman pandemi baru seperti COVID-19.

"Ini sangat mengkhawatirkan," tutur Wacharapluesadee, dikutip dari BBC pada Rabu (27/1). "Karena belum ada obatnya dan tingkat kematian yang tinggi akibat virus ini."


Virus Nipah ini dinilai cukup mengancam karena menginfeksi berbagai macam hewan dan bisa menyebabkan penyakit parah sampai kematian di manusia. Infeksi virus Nipah pertama kali dikenali di Malaysia pada 1999 silam, yang kemudian juga mempengaruhi Singapura.

Kebanyakan infeksi yang terjadi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan yang terkontaminasi. Kemudian infeksi juga bisa menular lewat jus buah mentah yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang sudah terinfeksi virus Nipah, sebagaimana terjadi di Bangladesh dan India pada 2001 silam.

Lantas apa yang membuat virus Nipah menjadi sangat mematikan? Pada manusia yang terinfeksi, virus Nipah menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) sampai penyakit pernapasan akut dan ensefalitis atau radang otak fatal.

Beberapa gejala yang dialami seperti demam, sakit kepala, myalgia (nyeri otot), muntah, dan sakit tenggorokan. "Ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut," tutur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tetapi yang sangat dikhawatirkan tentu saja efek pneumonia dan gangguan pernapasan akut, serta ensefalitis yang bisa berkembang menjadi kejang dan koma pada kasus yang parah. Jika berhasil selamat dari krisis ini, penyintas infeksi virus Nipah cenderung mengalami kondisi neurologis jangka panjang.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait