Satgas Minta 5 Provinsi Yang Alami Kenaikan Kasus Kematian Evaluasi Penanganan COVID-19
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Kasus harian COVID-19 di 5 provinsi Indonesia mengalami kenaikan. Hal itu membuat Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan ke provinsi tersebut untuk segera memperbaiki kinerjanya.

WowKeren - Kasus harian COVID-19 di Indonesia diketahui kembali mengalami kenaikan. Per 26 April kasus harian pasien COVID-19 mencapai 5 ribuan, sehingga jumlah kasus aktif ada sekitar 100 ribu kasus. Dari data tersebut menunjukkan persentase Indonesia berada di 6,1 persen dibandingkan rata-rata dunia 13,1 persen.

Sementara itu, pada kasus meninggal ada sebanyak 44 ribu kasus atau 2,7 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,1 persen. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan jika membandingkan dengan persentase kesembuhan dan kasus aktif yang membaik, persentase kematian harusnya dapat juga diturunkan.

"Penurunan persentase dapat terjadi apabila kasus positif baru dapat seluruhnya sembuh," ujar Wiku dalam keterangannya, Rabu (28/4). "Kita tidak boleh hanya melihat pada kasus aktif dan kesembuhannya saja, tetapi juga perlu mewaspadai angka kematian yang tinggi dari beberapa provinsi."

Wiku mengungkapkan kasus kematian pada minggu ini, mengalami kenaikan yakni mencapai 29,2 persen. Kenaikan kasus kematian tersebut merupakan kontribusi dari ke-5 provinsi di Indonesia yakni Jawa Tengah naik 178 kasus, Sumatra Selatan naik 25 kasus, DKI Jakarta naik 20 kasus, Jawa Barat naik 18 kasus, dan Aceh sebesar 15 kasus.


Wiku meminta kelima provinsi tersebut untuk segera mengevaluasi penanganannya, terutama Kabupaten/Kota yang menyumbangkan angka kematian terbesar. "Kelima provinsi ini diminta segera mengevaluasi penanganannya, Kabupaten/Kota yang menyumbangkan angka kematian terbesar harus segera diidentifikasi," terangnya.

Pemerintah daerah diminta untuk segera bisa mengatasi masalah kenaikan tersebut. Selain itu, pemda setempat juga diminta untuk terus berkoordinasi mengenai data daerah dengan pusat agar tercapai sinkronisasi yang baik.

"Upaya testing dan tracing pun harus ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini," tegas Wiku. "Dan pemda setempat diminta terus berkoordinasi data daerah dan pusat agar tercapai sinkronisasi data yang baik."

Lebih lanjut, kenaikan angka kematian mingguan tidak bisa ditoleransi. Mengingat saat ini tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan atau BOR (Bed Occupancy Ratio) tidak menunjukkan kenaikan.

Wiku mengimbau pihak rumah sakit yang mengalami masalah saat menangani kasus COVID-19 untuk segera melapor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar bisa mendapat bantuan. "Apabila rumah sakit menghadapi kendala atau kesulitan dalam menghadapi kasus COVID-19, harap segera menghubungi Kemenkes agar diberi bantuan segera," tutup Wiku.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait