'Inginkan Perubahan', Kaum Muda Desak Pembatalan Pemilihan Jelang Pemilu di Filipina
Dunia

Menjelang pemilihan presiden di Filipina, justru muncul desakan untuk pembatalan Pemilu yang datang dari kelompok kaum muda. Kaum muda menegaskan bahwa mereka ingin suatu perubahan atas kepemimpinan di Filipina.

WowKeren - Pada Senin (9/5) mendatang, Filipina diketahui akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). Akan tetapi, menjelang Pemilu, malah muncul desakan dari kaum muda untuk pembatalan pemilihan.

John Benvir Serag yang diketahui merupakan bagian dari kelompok kaum muda mengetuk pintu di lingkungan kelas pekerja, mengenakan kaus merah muda bertuliskan "Youth Vote for Leni" dan memegang setumpuk selebaran.

Serag bahkan telah menghabiskan hampir setiap hari dalam sebulan terakhir mencoba menjelaskan kepada orang asing mengapa Leni Robredo adalah sosok terbaik untuk memipin Filipina.

Serag pun melakukan "survei" dengan bertanya kepada seorang wanita yang lebih tua terkait dengan sosok presiden Filipina yang diinginkan. Wanita yang lebih tua itu pun mengatakan ingin memiliki presiden yang tidak mencuri. Serag lantas mengatakan dengan tegas bahwa Leni tidak memiliki jejak korupsi, dan bukan merupakan pencuri.

Sebagaimana diketahui, dalam enam tahun terakhir, banyak anak muda di Filipina semakin kecewa dengan kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte. Baik atas perang brutalnya terhadap narkoba maupun pendekatannya terhadap pandemi COVID-19.


Di bawah kepimimpinan Duterte, kaum muda mengaku telah menyaksikan pria dan anak laki-laki ditembak mati di jalan-jalan dan mengalami korban jiwa dari penutupan sekolah yang berkepanjangan, dua tahun dan berjalan.

Meski demikian, dalam pemilihan kali ini, disebut banyak orang yang mendukung Robredo, wakil presiden negara itu, yang merupakan pengkritik keras Duterte dan sering menjadi sasaran hinaannya.

Selain itu, dalam pemilihan kali ini, kaum muda juga menghadapi peluang panjang, dengan Robredo polling jauh kedua di belakang kandidat terdepan, Ferdinand Marcos Jr, satu-satunya putra dan senama mendiang diktator.

Lalu mereka juga memerangi gelombang disinformasi yang telah menyusun kembali kediktatoran Marcos sebagai apa yang oleh para pendukung Marcos muda disebut sebagai "zaman keemasan".

Sebagai informasi, pemilihan presiden di Filipina telah lama menjadi perebutan hati kaum muda di negara tersebut. Kali ini, setidaknya setengah dari rekor 65 juta pemilih terdaftar berusia antara 18 dan 30 tahun. Namun mereka jarang ditandai oleh tingkat gairan dan intesitas tersebut.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait