Seoul Dilanda Banjir Tak Biasa, Kemenlu RI Beber Kondisi WNI
AFP
Nasional

Seoul, Korea Selatan, dilanda banjir akibat curah hujan yang disebut terburuk selama 80 tahun. Atas hal ini, Kemenlu RI pun membeberkan kondisi WNI yang ada di Seoul.

WowKeren - Pada Senin (8/8) malam, Seoul, Korea Selatan, dilanda hujan deras hingga menyebabkan banjir. Bukan banjir biasa, bencana alam yang terjadi pada Senin malam itu disebut sebagai curah hujan terburuk dalam 80 tahun.

Akibatnya, banjir tak biasa itu juga menimbulkan korban jiwa serta fasilitas umum terganggu. Meski begitu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Seoul tidak terdampak langsung banjir tersebut.

"Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak langsung akibat bencana banjir tersebut," ujar Judha dalam keterangan pers, Selasa (9/8).

Judha kemudian menerangkan bahwa Kedutaan Besar (KBRI) di Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menghubungi simpul-simpul masyarakat Indonesia di wilayah terdampak banjir. Adapun daerah di Korsel yang terdampak banjir itu adalah Incheon, Seoul, dan sebagian daerah di Provinsi Gyeonggi serta Gangwon.


Sementara itu, kata Judha, berdasarkan data KBRI Seoul, terdapat 36.399 WNI yang menetap di Korsel. Meski tidak ada WNI yang terdampak langsung, namun masyarakat di Korsel diminta untuk terus memantau informasi dan petunjuk dari otoritas setempat, serta bisa menghubungi hotline KBRI Seoul di nomor +8210-5394-2546.

Sejauh ini, akibat banjir tak biasa yang terjadi di Seoul, diketahui ada sebanyak 7 orang yang meninggal. Kemudian, banjir juga menyebabkan listrik pada dan membuat jalan serta kereta bawah tanah terendam.

Pada Selasa (9/8) pagi, akumulasi curah hujan di Seoul disebut telah mencapai 420 mm, dengan perkiraan hujan lebih banyak lagi. Salah satu pusat elit dan sangat konsentrasi yakni distrik Gangnam, serta beberapa bangunan juga mengalami listrik padam dan telah terendam air.

Kemudian banyak juga masyarakat yang terdampar setelah banjir, bahkan merendam mobil, bus, hingga stasiun kereta bawah tanah. Tidak hanya itu, sejumlah toko pun tampak ikut terdampak banjir.

Akibat bencana alam tersebut, Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat pun akhirnya menaikkan peringatan krisis ke tingkat tertinggi dan meminta organisasi publik maupun swasta untuk menyesuaikan jam kerja mereka.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait