Studi: Air Hujan di Bumi Bahaya Diminum Karena Mengandung Zat Beracun
Unsplash/Liv Bruce
Dunia

Kompilasi data sejak 2010 yang dipelajari menunjukkan bahwa bahkan di Antartika atau dataran tinggi Tibet, tingkat air hujan berada di atas pedoman air minum yang diusulkan EPA.

WowKeren - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan Universitas Stockholm menunjukkan bahwa air hujan di bumi tidak aman untuk diminum. Hal itu disebabkan karena adanya bahan kimia beracun yang dikenal sebagai PFAS yang melebihi pedoman terbaru.

PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances) umumnya dikenal sebagai 'zat kimia abadi' karena membutuhkan waktu lama untuk dihancurkan. PFAS pada awalnya ditemukan dalam kemasan, sampo atau riasan tetapi telah menyebar ke seluruh lingkungan, termasuk air dan udara.

Ian Cousins, seorang profesor di universitas dan penulis utama studi yang diterbitkan di Environmental Science and Technology, mengatakan kepada AFP, "Tidak ada tempat di Bumi di mana hujan aman untuk diminum, menurut pengukuran yang telah kami lakukan."

Kompilasi data sejak 2010 yang dipelajari timnya menunjukkan bahwa bahkan di Antartika atau dataran tinggi Tibet, tingkat air hujan berada di atas pedoman air minum yang diusulkan EPA (Badan Perlindungan Lingkungan) AS. Meski biasanya dianggap murni, kedua wilayah tersebut masih memiliki tingkat PFAS 14 kali lebih tinggi dari pedoman air minum AS.


Cousins menuturkan jika EPA baru-baru ini menurunkan pedoman PFAS-nya secara signifikan setelah menemukan bahwa bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi respon imun pada anak-anak terhadap vaksin. Setelah tertelan, PFAS akan menumpuk di dalam tubuh.

Menurut beberapa penelitian, paparan PFAS juga dapat menyebabkan masalah terkait kesuburan, keterlambatan perkembangan pada anak-anak, peningkatan risiko obesitas atau kanker tertentu hingga peningkatan kadar kolesterol. Cousins menekankan bahwa PFAS sekarang ada di mana-mana.

"Kita telah membuat planet ini tidak ramah bagi kehidupan manusia dengan mencemarinya secara permanen sekarang sehingga tidak ada yang bersih lagi," tegasnya. "Dan sampai-sampai itu tidak cukup bersih untuk dikatakan aman."

Cousins mencatat bahwa tingkat PFAS pada orang sebenarnya telah turun cukup signifikan dalam 20 tahun terakhir. "Yang berubah adalah pedomannya. Saya tidak terlalu khawatir tentang paparan sehari-hari di gunung atau air sungai atau makanan. Kita tidak bisa menghindarinya," paparnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru