Bukan PSBB, Alasan 'Memalukan' Ini Yang Diduga Bikin Kasus Positif Corona di RI Sempat Menurun
Reuters/Willy Kurniawan
Nasional

Belum lama ini pemerintah mengklaim PSBB berhasil menurunkan angka penambahan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta. Namun para pakar membeberkan dugaan alasan lain.

WowKeren - Belum lama ini pemerintah mengklaim keberhasilan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam menangkal penyebaran wabah COVID-19 di DKI Jakarta. "Khusus DKI Jakarta perkembangan terakhir kasus positif telah mengalami perlambatan yang pesat dan flat," ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo, dalam video konferensi pada Senin (27/4) lalu.

Namun agaknya pakar memiliki pandangan yang berbeda dari Gugus Tugas terkait dengan adanya penurunan jumlah kasus positif tersebut. Apalagi pada Selasa (28/4) kemarin justru kembali terjadi peningkatan tajam tambahan kasus positif COVID-19, yakni mencapai 415 kasus dalam sehari, dengan 133 diantaranya berada di Jakarta.

Pakar-pakar pun memberikan analisis mereka sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai. Salah satunya dari pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono yang membeberkan suatu alasan yang cukup menyita perhatian.

Tri Yunis menduga bahwa penurunan angka kasus positif COVID-19 ini disebabkan faktor lain. Salah satunya terkait ketersediaan reagen pemeriksaan spesimen COVID-19 di laboratorium.


"Dengan reagen yang kurang, berarti kemampuan deteksi akan berkurang baik di Jakarta maupun di provinsi lain," kata Tri Yunis, dilansir dari BBC, Rabu (29/4). "Kalau dilaksanakan PSBB, pasti transmisinya berkurang, kemungkinan kasus riil juga akan berkurang, tapi apakah itu terdeteksi atau tidak terdeteksi, kita tidak tahu."

Di sisi lain, Kepala Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini juga memberikan analisisnya. Menurut Nuning tingkat kepatuhan warga terhadap PSBB masih belum sempurna. Justru menurut Nuning puncak kasus COVID-19 baru akan terjadi pada akhir Mei atau awal Juni.

"Harus sangat hati-hati untuk menyimpulkan apakah sudah turun, apakah kita sudah sempat sampai puncak, atau sekarang turun, kalau dari kajian kami rasanya memang ada dampak dari physical-social distancing dan juga PSBB," jelas Nuning. "Tetapi belum cukup signifikan untuk menekan reproduksi dasar sampai dibawah 1."

Tingkat dengan nilai 1 berarti satu orang dapat menularkan penyakit tersebut pada satu orang lain. Semakin tinggi angka ini, semakin banyak infeksi dari satu kasus. Jadi, untuk mengakhiri penyebaran, jumlah ini harus turun di bawah satu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait