Hormati Perbedaan Sejak Dini, Berikut 7 Tips Yang Bisa Dilakukan Untuk Ajari Anti Rasisme Pada Anak
Lifestyle

Indonesia sendiri merupakan negara dengan berbagai macam suku dan budaya. Memiliki berbagai ras beragam yang menciptakan perbedaan mulai dari bahasa hingga warna kulit.

WowKeren - Isu rasisme akhir-akhir sedang menjadi perhatian banyak masyarakat di seluruh dunia. Hal ini bermula dari kasus pembunuhan pria kulit hitam bernama George Floyd oleh empat aparat berkulit putih dari Kepolisian Minneasota yang memicu unjuk rasa besar termasuk kerusuhan di Amerika Serikat.

Gerakan protes melawan rasisme lantas menyebar termasuk sampai ke Indonesia. Tak hanya di Amerika, Indonesia sendiri merupakan negara dengan berbagai macam suku dan budaya. Memiliki berbagai ras beragam yang menciptakan perbedaan mulai dari bahasa hingga warna kulit.

Untuk menghormati perbedaan ini, sikap anti rasisme harus ditanamkan sejak kecil pada anak agar nanti ketika dewasa tidak berkembang dan menjadi rasis. Untuk itu berikut tim WowKeren rangkum 7 tips mengajarkan sikap anti rasis. Penasaran? Yuk disimak!

(wk/putr)

1. Terapkan Konsep Anti Rasisme Sejak Masih Dini


Terapkan Konsep Anti Rasisme Sejak Masih Dini

Menerapkan anti rasisme bisa dilakukan sejak dini bahkan ketika anak belum mulai sekolah. Perlu diketahui bahwa anak di bawah usia 3 tahun sudah mampu menangkap atau merasakan adanya ketakutan, urgensi, atau kemarahan dalam suara dan perilaku orang yang lebih dewasa.

Karenanya, berdiskusi, menonton berita tentang rasisme, atau bahkan bersikap rasis sangat tidak dianjurkan dilakukan di dekat bayi dan balita. Mengenal ras manusia bagi bayi, sama seperti mereka belajar bahasa. Untuk itu, perkenalkan bayi dan balita pada ragam ras manusia melalui buku yang menggambarkan karakter multi rasial. Sangat mungkin mengenalkan bayi pada ragam ras manusia.

2. Pantau Pertemanan Anak Saat Sekolah


Pantau Pertemanan Anak Saat Sekolah

Saat anak sudah mulai masuk sekolah, ini adalah waktu yang tepat untuk makin memperkuat konsep anti rasisme mereka. Kelompok usia ini lebih sedikit menantang karena anak TK-SD mulai banyak tanya, apalagi tentang penampilan orang.

Jika anak bertanya tentang warna kulit, bicarakan tentang melanin dan betapa kerennya dunia dipenuhi oleh orang-orang berbeda warna kulit. Anak-anak kecil juga suka bermain di bawah terik matahari. Jadi jangan sampai kalian melarangnya dengan alasan "agar tidak hitam dan dekil", atau justru memuji soal "putih dan cantik". Ingatlak untuk tidak asosiasikan suatu warna dengan sifat tertentu.

3. Beri Contoh Tindakan Anti Rasisme


Beri Contoh Tindakan Anti Rasisme

Untuk menerapkan anti rasisme, orang tua harus memberikan contoh nyatanya. Hal pertama yang bisa dilakukan ialah memberi contoh kepada anak untuk bisa bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang dari beragam latar belakang. Sesekali orangtua juga bisa memperlihatkan foto atau video saat orangtua sedang bergaul bersama orang dari beragam latar belakang.

Jangan memperolok warna kulit teman atau saudara di depan anak kecil karena ini membuat mereka memiliki preferensi warna kulit, suku, dan ras. Walau niatnya bercanda antar teman, tetapi efeknya bisa jelek bagi anak-anak. Ajari mereka untuk bermain dengan anak lain yang memiliki suku, ras, agama, dan warna kulit yang berbeda.

4. Sering Bicarakan Tentang Keragaman


Sering Bicarakan Tentang Keragaman

Perkenalkan juga berbagai makanan, bahasa, tari-tarian dan beragam perbedaan ke keseharian sehingga anak bisa menikmati perbedaan yang ada. Otak anak kecil selalu mengklasifikasikan perbedaan fisik sejak usia 6 bulan dan bisa memiliki preferensi saat menginjak usia 2-4 tahun.

Tidak membicarakan perbedaan malah membiarkan mereka mengambil kesimpulan sendiri atau sumber yang tidak benar. Selain itu, mereka juga bisa berpikir keadaan perbedaan baik-baik saja, saat melihat diskriminasi terjadi akibat perbedaan maka mereka akan bingung dan tidak tahu harus bagaimana.

5. Jangan Takut Menjawab Pertanyaan Tentang Ras


Jangan Takut Menjawab Pertanyaan Tentang Ras

Apabila ada kasus-kasus yang dikaitkan dengan ras tertentu, ajak anak berdiskusi. Kita bisa menyampaikan bahwa kejahatan selalu ada, tak terkait dengan suku, agama, atau ras tertentu. Kadang pembicaraan tentang suku, ras, dan warna kulit jadi tabu di rumah, padahal anak-anak biasanya penasaran dan selalu ingin tahu tanpa berniat buruk.

Saat mereka bertanya kenapa ada orang yang kulitnya putih sekali, kuning, cokelat, dan hitam, lalu ada mata biru atau sipit, serta rambut keriting atau lurus, dan sebagainya, jangan menyuruh mereka diam. Di sinilah waktu yang tepat untuk menjelaskan mengenai perbedaan dan bagaimana perbedaan itu baik.

6. Jangan Segan Beri Tahu Anak Jika Ada Yang Salah


Jangan Segan Beri Tahu Anak Jika Ada Yang Salah

Kadang sikap rasisme dilakukan oleh anak karena mereka tak tahu jika hal itu salah. Jika anak melakukan tindakan diskriminasi, ajak dia menemui orang yang disakitinya. Tanyakan kepada anak itu apa yang dia rasakan dari tindakan sang anak.

Tanya juga juga kepada anak kenapa melakukan hal tersebut untuk mengerti apakah alasannya SARA atau bukan. Beri tahu bahwa menyakiti orang seperti itu tidak baik. Suruh anak minta maaf dan tanyakan apa yang bisa dia lakukan agar anak yang sudah disakitinya tidak sedih lagi.

7. Ajarkan Anti Rasisme Melalui Buku Atau Film


Ajarkan Anti Rasisme Melalui Buku Atau Film

Ajarkan juga berbagai aksi anti rasisme melalui media seperi buku atau film. Pilih buku, atau misalnya untuk balita, tv show yang mengedepankan multi rasial dengan berbagai sifat dasar mereka. Hindari juga memilih jalan cerita yang menitik beratkan karakter antagonis atau protagonis hanya pada satu ras.

Misalnya saja, nih, yang sipit selalu pelit, atau yang hitam selalu jahat, sementara yang berkulit terang selalu baik. Hal ini diharapkan mampu mendorong anak untuk menerima bahwa ada etnis, ras ataupun budaya lain selain miliknya.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait