WHO: Program Vaksin COVID-19 Butuh Dana Ratusan Triliun
AP
Health

Dana tersebut ditargetkan mampu mengirimkan 500 juta tes dan 245 juta program pengobatan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan inisiatif global mempercepat pengembangan dan produksi tes COVID-19, vaksin, dan perawatan lainnya, yang diperkirakan membutuhkan dana lebih dari USD 30 miliar (Rp425,7 triliun) tahun depan. WHO menjelaskan rencana yang dibuat sekarang pada program yang dinamakan ACT (Access to Covid-19 Tools) Accelerator.

Dilansir dari CNN pada Jumat (27/6), sejauh ini USD 3,4 miliar telah disalurkan. WHO menyoroti tambahan dana USD 27,9 miliar dibutuhkan selama 12 bulan ke depan, termasuk USD 14 miliar untuk kebutuhan mendesak saat ini.

"Ini adalah investasi yang layak dilakukan. Jika kita tidak bergerak sekarang, biaya dan kesulitan ekonomi akan semakin dalam," demikian kata Ngozi Okonjo-Iweala, utusan khusus ACT Accelerator dalam rapat virtual.


Menurutnya, angka yang dikemukakan bisa dianggap terlalu besar, namun dikatakan tidak demikian bila berpikir sebagai alternatif. Ngozi Okonjo-Iweala menjelaskan jika miliaran dolar dikeluarkan sekarang bisa menghemat triliunan pada masa depan.

Dana yang diminta ditargetkan mampu mengirimkan 500 juta tes dan 245 juta program pengobatan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021. Selain itu, dua miliar vaksin ditargetkan dapat dikirim pada akhir 2021 yang setengahnya ditujukan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

"Jelas untuk mengontrol COVID-19, dan menyelamatkan nyawa, kita perlu vaksin yang efektif, diagnosa, dan terapi, dalam jumlah yang belum pernah terjadi dan kecepatan yang belum pernah dilakukan," ucap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Di sisi lain, saat ini kasus COVID-19 telah menginfeksi hampir 10 juta penduduk di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, ada 497,001 korban jiwa yang dikonfirmasi. Sedangkan pasien sembuh mencapai angka 5,360,856 orang. Saat ini, ada 4,052,280 kasus aktif di seluruh dunia.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru