Sempat Dikritik, Herd Immunity Kini 'Dilirik' untuk Selesaikan Pandemi Corona
Health

Peneliti mendapati ambang batas kekebalan populasi untuk mencapai status herd immunity bisa diturunkan. Opsi ini bisa menghentikan pandemi COVID-19 bila dikombinasikan dengan vaksin.

WowKeren - Temuan ilmiah terbaru soal antibodi penyintas COVID-19 bak memunculkan secercah harapan untuk mengakhiri pandemi. Bukan cuma memberi pandangan baru soal efektivitas vaksin, perihal herd immunity untuk mengakhiri pandemi juga ikut dikaitkan dengan temuan ini.

Sebab kekinian kekebalan kelompok dilaporkan lebih mudah terbentuk daripada yang diyakini semula. Diketahui diperlukan sampai 60-70 persen populasi yang kebal terhadap COVID-19 untuk mencapai herd immunity, sedangkan ternyata praktiknya presentase yang tercapai jauh lebih rendah.

Dilaporkan The New York Times, ambang batas kekebalan kelompok ini kemungkinan hanya di level 50 persen atau bahkan kurang dari itu. Namun bila hasil ini dikombinasikan dengan vaksin yang disebarluaskan ke masyarakat, maka pandemi mungkin akan lebih mudah diatasi.

Perkiraan ini didapat dari pemodelan statistik rumit dari pandemi dengan pendekatan berbeda dan perkiraan yang tidak konsisten. Namun sampai saat ini efektivitas herd immunity belum bisa dibuktikan oleh komunitas mana pun, termasuk Swedia yang sejak awal menerapkan metode tersebut.


Dengan demikian, hanya diperlukan sekitar 43 persen populasi dengan kekebalan terhadap COVID-19 untuk bisa mengendalikan pandemi. Sebab setelahnya populasi akan diintervensi dengan vaksin.

The New York Times juga menyatakan bahwa beberapa bagian dari kota-kota besar dengan penduduk banyak, seperti New York, London, dan Mumbai menunjukkan kekebalan substansial terhadap virus tersebut. "Kekebalan kawanan dapat bervariasi dari satu kelompok ke kelompok, dan subpopulasi ke subpopulasi," jelas Dr. Saad Omer dari Institut Yale untuk Kesehatan Global.

Bahkan beberapa studi menunjukkan hanya dibutuhkan kekebalan kelompok sampai 10-20 persen populasi untuk bisa mengendalikan pandemi COVID-19. "Jika gelombang virus corona pertama menginfeksi orang yang paling rentan, kekebalan dapat dicapai bahkan lebih efisien daripada dengan kampanye vaksinasi," kata ahli matematika Universitas Stockholm, Tom Britton, dilansir pada Kamis (20/8).

Namun sejak dahulu opsi herd immunity memang banyak menuai kritikan dari peneliti. Sebab belum ada yang bisa membuktikan kekebalan kelompok akan terbentuk mengingat tak semua penyintas bahkan bisa membentuk kekebalan tubuh terhadap virus Corona.

Kendati demikian, studi ilmiah terbaru memang menunjukkan harapan baru untuk pembentukan antibodi alami tubuh dalam melawan COVID-19. Bahkan antibodi ini disebut-sebut bisa bertahan selama setidaknya 3 bulan sesudah sembuh dari COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait