Sejumlah Hewan Ini Rawan Tertular COVID-19, Ayam Termasuk?
Health

Dalam penelitian yang diterbitkan baru-baru ini, peneliti menjelaskan mengapa beberapa jenis hewan rentan terinfeksi virus corona (COVID-19) dan ada yang kebal terhadap virus tersebut.

WowKeren - Pandemi COVID-19 hingga kini kian mengganas. Penularan yang makin cepat kini tak hanya menyerang manusia, namun juga hewan.

Sejak bulan April lalu, sudah ada sejumlah kasus hewan terinfeksi COVID-19. Mulai dari kucing, anjing, sapi hingga cerpelai. Namun, kini muncul pertanyaan mengapa babi dan ayam tak dapat tertular COVID-19?

Menurut studi yang dilakukan ini, menunjukkan bahwa beberapa hewan kebal terhadap virus corona karena bentuk reseptor selnya. Para ilmuwan akhirnya mengungkap misteri mengapa beberapa hewan rentan terhadap infeksi virus corona sementara yang lain tidak.

Mereka mengklaim itu karena perbedaan kecil dalam struktur molekul reseptor ACE2 mereka, yang ditemukan pada permukaan sel. ACE2 umum terjadi pada manusia dan ditemukan di seluruh tubuh, termasuk di paru-paru.

Bagian ini telah dijuluki “gerbang” untuk virus corona. Banyak hewan memiliki versi ACE2 mereka sendiri, tetapi versi setiap spesies sedikit berbeda dalam struktur molekulnya.

Para ilmuwan percaya, perbedaan inilah yang menjelaskan mengapa beberapa hewan seperti kucing dan sapi bisa terinfeksi virus corona. Sedangkan spesies lain seperti babi dan ayam, kebal pada virus.

Studi ilmiah juga telah menganalisis genom dari berbagai spesies yang belum ada kasus yang dikonfirmasi, tetapi hewan tersebut dapat terinfeksi jika terpapar. Para peneliti menemukan spesies yang diketahui tidak rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 memiliki mutasi non-konservatif di beberapa lokasi pada reseptor ACE2 yang mengganggu kontak utama dengan protein lonjakan virus.

“Berkat data akses terbuka, pracetak, dan perangkat lunak akademis yang tersedia secara gratis, kami beralih dari bertanya-tanya apakah harimau dapat tertular Covid-19 menjadi memiliki model struktur protein 3D yang menawarkan penjelasan yang mungkin mengapa hal itu terjadi hanya dalam beberapa minggu,” terang penulis studi Dr Joao Rodrigues dilansir dari Dailymail, Sabtu (5/12).


Untuk mengurangi risiko menginfeksi hewan domestik dan liar, termasuk spesies yang terancam punah, dia merekomendasikan mengikuti pedoman Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan. “Orang yang terinfeksi COVID-19 harus membatasi kontak dengan hewan peliharaan mereka serta dengan hewan lain, termasuk manusia lain,” tambahnya.

Penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal PLOS Computational Biology menurut penelitian di masa lalu. Temuan masa lalu ini dan membuat model komputer reseptor ACE2 yang ditemukan pada 28 spesies hewan.

Menurut penelitian yang dilakukan University College London (UCL) ini menemukan lusinan hewan yang rentan terhadap infeksi. Hewan-hewan ini terdiri dari total 28 spesies darat yang meliputi gorila, beruang kutub, dan kuda.

Kemudian pada studi terpisah yang diterbitkan oleh Universitas Dalhousie di Kanada mengamati mamalia laut dan menemukan setidaknya 15 spesies lumba-lumba, anjing laut, dan paus dapat terinfeksi. Kedua studi ini bekerja pada situasi hipotetis berdasarkan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya tentang SARS-CoV-2 dan gen hewan yang membuat reseptor ACE2.

Peneliti dari Universitas Stanford menemukan reseptor terlihat sangat mirip di semua spesies yang dianalisis. Yang paling mirip dengan manusia adalah simpanse (kemiripan 99,5 persen) dan yang paling berbeda ada pada ikan mas (kemiripan 72 persen).

Para peneliti kemudian melakukan tes komputer untuk secara virtual menggabungkan lonjakan virus corona dengan reseptor ACE2 masing-masing hewan, dan memprediksi ikatan yang akan atau tidak akan dibuat pada saat-saat kritis.

Pada manusia sendiri, ada sejumlah lokasi di mana lonjakan dan reseptor menciptakan kekuatan yang menarik, menjaga mereka tetap bersama secara fisik. Banyak di antaranya terjadi di lokasi lonjakan virus corona yang disebut domain pengikat reseptor (RBD).

Namun, beberapa mutasi pada RBD hewan mencegah hubungan ini dibuat. Dengan demikian, virus tidak dapat menempel pada reseptor ACE2 dan menyusup ke dalam sel.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait