Chua Kotak menuliskan komentar berapi-api melihat pemberitaan seorang anak kelas 1 SD jadi korban perilaku semena-mena gurunya. Yang mana rambut anak itu dipotong asal hingga berdampak pada mental si murid.
- Marina Larasati
- Selasa, 09 Agustus 2022 - 16:56 WIB
WowKeren - Media sosial tengah dihebohkan dengan pemberitaan viral seorang ibu marah-marah pada guru di sekolahan anaknya. Si ibu marah lantaran anaknya yang masih kelas 1 SD (Sekolah Dasar) rambutnya dipotong secara semena-mena.
Rambut bocah laki-laki itu tampak tidak karuan usai dipotong secara sembarangan oleh sang guru. Bagian atas telinga kanan dan kiri serta bagian belakang tampak gerepes setelah dipotong asal-asalan oleh gurunya. Bocah yang mengenakan seragam sekolah warna merah seraya menenteng tas ranselnya itu tampak menunjukkan ekspresi lesu.
Sang ibu yang tak terima pun langsung melabrak guru si pelaku. "Ibu ini anak kecil ibu, umur tujuh tahun kelas 1 SD. Kepala sekolahnya mana?" kata si ibu dengan nada tinggi.
Si ibu tentu saja tak terima karena pihak sekolah tidak memberikan pemberitahuan apa pun. Jelas saja hal ini akan mengganggu mental anaknya yang masih berusia tujuh tahun. Pun yang ditakutkan terjadi, si anak kini menjadi murung, sedih, dan malu dengan teman-temannya di sekolah.
Melihat hebohnya pemberitaan ini, musisi Chua Kotak pun ikut memberi tanggapan. Ia meninggalkan komentar berapi-api di unggahan salah satu akun gosip Instagram yang memajang berita tersebut.
Chua mengomentari alasan sang guru yang mengaku terpaksa memotong rambut si anak karena mendapat protes dari murid lain. Chua menilai hal ini sangat tidak masuk akal. Ia tidak percaya jika murid kelas 1 SD bisa beramai-ramai mengajukan protes layaknya orang dewasa sedang demo.
"Mana ada anak SD kelas 1 protes sama rambut temennya. Sampai demo apa gimana sih? Kalau memang peraturan ditelepon lah orangtuanya. Tinggal dibilangin. Main potong aja, ngasal lagi, ya Allah," ujar Chua Kotak tampak emosi.
Tentunya bukan hanya Chua, para netizen yang lain juga merasa heran dengan tingkah sang guru. Mereka beramai-ramai meminta agar sang guru diberi sanksi agar tidak bertindak semena-mena lagi pada anak didiknya.
(wk/lara)
